Dianggap ‘Perilaku Kasar’, Twitter Sembunyikan Lagi Cuitan Trump

ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis/foc/cf
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memeriksa kartu debit bantuan pandemi penyakit virus korona (COVID-19) yang diberikan kepadanya saat rapat Kabinet di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Selasa (19/5/2020).
Penulis: Desy Setyowati
24/6/2020, 12.02 WIB

Hubungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Twitter kembali memanas. Kali ini, Twitter menyembunyikan cuitan Trump karena dianggap melanggar kebijakan terkait perilaku kasar.

Cuitan Trump yang disembunyikan berbunyi, “tidak akan pernah ada 'zona otonomi' di Washington DC sepanjang saya presiden Anda. Jika mereka mencoba, mereka akan menghadapi kekuatan serius!”

Twitter menandai cuitan itu. Selain itu, ada penjelasan berbunyi, “kami menempatkan pemberitahuan kepentingan publik pada Tweet ini, karena melanggar kebijakan terkait perilaku kasar, khususnya, adanya ancaman bahaya terhadap kelompok yang dapat diidentifikasi.”

Perusahaan mengatakan tweet itu melanggar aturannya yang melarang ancaman bahaya terhadap kelompok orang. "Ini suatu bentuk 'perilaku kasar' di jejaring sosial.," demikian dikutip dari TechCrunch, Rabu (24/6).

Namun, Twitter  memungkinkan cuitan tetap aktif. Akan tetapi, telah dibatasi kemungkinan pengguna untuk berinteraksi pada cuitan itu, termasuk suka, balasan, dan retweet tanpa komentar.

Dikutip dari CNBC Internasional, cuitan Trump itu muncul setelah sekelompok pemrotes tidak berhasil menurunkan patung mantan Presiden Andrew Jackson di dekat Gedung Putih, pada Senin lalu. The Washington Post melaporkan, para pengunjuk rasa kemudian mengklaim suatu daerah dekat Black Lives Matter Plaza sebagai ‘Zona Otonomi Rumah Hitam’.

Aksi tersebut kemudian dipindahkan oleh kepolisian setempat. (Baca: Twitter Sembunyikan Kicauan Trump soal Pembunuhan George Floyd)

Para pengunjuk rasa di Seattle mulai menduduki zona otonom di kota sejak awal bulan ini. Tepatnya, ketika departemen kepolisian menarik petugas keluar dari kantor polisi setempat.

Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany pun menanggapi langkah Twitter menandai cuitan Trump. "Twitter menamakannya 'perilaku kasar' bagi Presiden AS yang mengatakan bahwa ia akan menegakkan hukum. Twitter mengatakan 'kasar' untuk mencegah perusuh secara paksa merebut wilayah untuk membentuk zona tanpa hukum di ibukota kami,” katanya.

Halaman: