TikTok meluncurkan platform pemasangan iklan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Perusahaan asal Tiongkok itu memberikan subsidi kepada pelaku usaha kecil di Tanah Air yang ingin menggunakan layanan ini saat pandemi corona.
Perusahaan tidak menyebutkan biaya pemasangan iklan di platform yang disebut 'Self-Serve' itu. Namun, pengembang TikTok, Bytedance mengalokasikan dana US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun melalui program 'Back-to-Business'.
TikTok tak memerinci besaran subsidi yang diberikan kepada masing-masing negara. Namun, Direct Sales Leader TikTok Indonesia Pandhu Wiguna mengatakan bahwa setiap UMKM yang mendaftar dan memenuhi syarat akan mendapatkan bantuan berupa kredit iklan US$ 300 hinga Rp 2.000.
Syarat yang dimaksud seperti memiliki izin usaha, terdaftar di program TikTok Ads Manager, dan lainnya. (Baca: TikTok Luncurkan Fitur Iklan untuk Pengusaha Kecil)
Melalui ‘Self Serve’, pelaku usaha dapat memasang dan mengelola kampanye iklan. Mereka juga dapat menjangkau audiens yang tepat melalui komunitas di aplikasi TikTok.
Ada empat fitur utama yang bisa dimanfaatkan. Pertama, Creative Tools untuk memasarkan produk melalui fitur video. Kedua, Flexible Budgets untuk menyesuaikan pengeluaran.
Ketiga, Performance Targeting untuk menemukan audiens yang tepat. Terakhir, Business Account untuk menganalisis keterlibatan penonton dan performa bisnis.
Pandu mengklaim platform Self-Serve merupakan evolusi dari TikTok yang menjadi solusi periklanan masa kini. Berdasarkan laporan McKinsey selama pandemi Covid-19, 54% konsumen Indonesia menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton video.
(Baca: TikTok Diblokir di India, Instagram Siap Rebut Pasar)
Format video singkat dan komunitas TikTok yang kreatif dinilai menjadi peluang bagi pelaku usaha, termasuk UMKM untuk menggaet pasar. Layanan ini juga diklaim dinamis, dengan pemasaran yang lebih efektif dan interaktif.
"Dengan akses yang mudah dan fleksibel yang diberikan platform Self-Serve ini, kami yakin bahwa UMKM pun dapat segera melakukan digitalisasi dan membangkitkan kembali bisnisnya di masa new normal ini dan seterusnya," ujar Pandu saat konferensi pers secara virtual, Jumat (10/7).
Di Indonesia, rata-rata pengguna TikTok menonton lebih dari 100 video per hari atau sekitar 30 miliar tayangan per bulan. Berdasarkan kajian internal, setiap pengguna rerata membuka aplikasi lima kali sehari.
Terdapat lima kategori konten yang paling populer di Tiktok Indonesia yakni komedi, edukasi, vlog, fashion, dan talenta. (Baca: Trump Berencana Blokir, Tiktok: CEO Kami Berasal dari AS)
Pesaing TikTok, Instagram lebih dulu meluncurkan fitur-fitur yang mendukung bisnis UMKM. Salah satunya stiker ‘Dukung UKM’ dan ‘Pesanan Makanan’ di InstaStory.
Layanan itu tidak dipungut biaya. Namun, pelaku usaha yang memasarkan produk melalui stiker itu juga tidak didukung fitur-fitur pendukung usaha seperti yang ada pada platform Self Serve.
Perusahaan di bawah naungan Facebook itu juga menambahkan tools Sumber Informasi Bisnis pada profil bisnis. “Kami berkomitmen untuk mendukung bisnis kecil selama masa sulit ini dan akan segera memberi tahu setiap info terkini yang ada,” kata Instagram melalui situs resminya, Mei lalu.
(Baca: Saingi Gojek-Grab, Pesan Makanan Bisa Lewat Google, Instagram, Shopee)