Sebabkan SoftBank Merugi, WeWork Optimistis Untung Tahun Depan

instagram/@wework
Ilustrasi, WeWork
Penulis: Desy Setyowati
13/7/2020, 15.14 WIB

Perusahaan investasi asal Jepang, SoftBank menyesal berinvestasi di startup berbagi ruang kerja (co-working space) WeWork karena valuasinya anjlok dan menyebabkan kerugian. Kini, kondisi keuangan WeWork membaik, meski menghadapi pandemi corona.

Executive chairman WeWork Marcelo Claure mengatakan, perusahaannya berada di jalur yang tepat untuk mencatatkan arus kas positif dan keuntungan pada 2021. Proyeksi ini lebih cepat setahun dibandingkan prediksi awal.

Hal itu kemungkinan bisa dicapai, karena WeWork memecat 8.000 karyawan. Jumlah pegawai pun berkurang drastis dari sekitar 14 ribu tahun lalu menjadi 5.600.

Perusahaan juga menjual unit bisnis non-inti dan mengakhiri sewa gedung di New York dan Baltimore, Amerika Serikat (AS). (Baca: Pertama Kali dalam 15 Tahun SoftBank Rugi Rp 132 T, Jack Ma Mundur)

WeWork memang mengalokasikan US$ 482 juta untuk ‘bakar uang’ atau promosi dalam tiga bulan pertama tahun ini. Namun, perusahaan juga memangkas biaya kurang dari US$ 4 miliar.

Dengan strategi itu, Claure optimistis bisa meraup untung pada akhir tahun depan. Walaupun belum melaporkan angka kinerja kuartal kedua, Claure mengatakan pendapatannya datar selama krisis akibat Covid-19.

“Semua orang mengira WeWork, misi mustahil. Nol peluangnya. Kini, setahun dari sekarang, Anda akan melihat WeWork pada dasarnya merupakan usaha yang menguntungkan dengan keragaman aset yang luar biasa,” kata Claure dikutip dari Financial Times, Senin (13/7).

(Baca: Bentuk Komite Khusus, WeWork Tagih Rp 49,5 T yang Dijanjikan SoftBank)

Optimisme Claure datang setelah SoftBank menetapkan paket penyelamatan WeWork bernilai miliaran dolar pada sembilan bulan lalu. Namun, belakangan SoftBank enggan menyelesaikan tender US$ 3 miliar atau sekitar Rp 50 triliun untuk membantu keuangan WeWork.

Kedua perusahaan juga masih memproses persoalan tender itu di pengadilan. (Baca: CEO SoftBank Menyesal Investasi Ratusan Triliun di Startup Wework)

CEO SoftBank Masayoshi Son sempat menyatakan dirinya menyesal berinvestasi US$ 18,5 miliar atau sekitar Rp 274 triliun di WeWork. Ia juga menyebut, investasi merupakan kebodohannya.

"Bodoh sekali saya berinvestasi di WeWork. Saya salah," ujar Son dikutip dari Business Insider, pada Mei lalu (18/5). 

Pernyataan itu disampaikan setelah SoftBank melaporkan rugi bersih tahun fiskal 2019 sebesar US$ 8,9 miliar atau sekitar Rp 132 triliun. Kerugian yang ditanggung investor Grab dan Tokopedia ini pertama kalinya terjadi dalam 15 tahun terakhir.

(Baca: Rugi Rp 189,8 Triliun, Anak Usaha SoftBank Akan PHK 500 Lebih Pegawai)

Kerugian tersebut lebih besar dari prediksi awal perusahaan, sebesar US$ 8,4 miliar. Hal ini terjadi karena kinerja investasi, termasuk Vision Fund memburuk akibat pandemi corona.

Vision Fund melaporkan kerugian operasional 1,36 triliun yen atau sekitar US$ 12,6 miliar (Rp 189,8 triliun). "Apabila pandemi virus corona berlanjut, perusahaan akan membuat ketidakpastian pada bisnis investasi selama satu tahun fiskal berikutnya," ujar SoftBank dikutip dari AFP.

Salah satu penyebabnya, valuasi beberapa startup yang didanai menurun, termasuk WeWork. Bahkan, ada yang bangkrut karena terpukul pandemi Covid-19, yakni OneWeb.

(Baca: Startupnya Bangkrut karena Corona, Harga Saham SoftBank Anjlok 10%)