Pemerintah menggelar tes massal atau rapid test virus corona sejak akhir pekan lalu. Namun, tes itu diutamakan bagi tenaga medis dan masyarakat di zona rawan. Karena itu, warga bisa konsultasi gratis dan mengecek risiko terpapar covid-19 di lima aplikasi, tanpa perlu ke rumah sakit.
Pertama, aplikasi Halodoc. Startup di bidang kesehatan itu meluncurkan shuffle card di platform-nya dengan tautan halodoc.com/tanya-jawab-seputar-virus-corona pada 13 Maret lalu. “Layanan ini sudah diakses oleh 2,3 juta pengguna,” demikian dikutip dari siaran resmi Halodoc, Jumat (27/3).
Lebih dari 22 ribu dokter tergabung di ekosistem Halodoc. Sebanyak 1.000 di antaranya dialokasikan khusus untuk memberikan konsultasi (telemedik) terkait Covid-19.
(Baca: Kementerian BUMN Akan Satukan Fitur Cek Corona Gojek, Grab & Alodokter)
Halodoc juga menjalankan protokol resmi penanganan risiko virus corona kepada para dokter. Protokol meliputi pengenalan gejala klinis, rekomendasi penanganan lebih lanjut, memfasilitasi pengguna untuk membuat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi, hingga rujukan ke rumah sakit.
Kedua, layanan cek risiko dan konsultasi gratis Halodoc tersedia di aplikasi Gojek. Ketika Anda membuka aplikasi, pada halaman utama akan tersedia shuffle card bertajuk “apakah aku sehat?”.
Ketika shuffle card itu ditekan, Anda akan diarahkan ke fitur chat Halodoc. Lalu, akan muncul beberapa pertanyaan yang harus Anda jawab ya atau tidak. Nantinya, tim Halodoc akan memberikan hasil cek risiko covid-19 Anda dalam tiga kategori yakni rendah, sedang, dan tinggi.
(Baca: RS Kewalahan, Kemenkes Libatkan Gojek & Grab untuk Cek terkait Corona)
Berdasarkan hasil itu, Anda akan diminta tetap di rumah atau isolasi diri. Sedangkan obat yang diresepkan akan diantar oleh Gojek ke rumah pengguna. Bila membutuhkan penanganan dan tindakan lebih lanjut, Anda akan dirujuk ke rumah sakit rujukan.
Ketiga, layanan telemedik Halodoc juga tersedia di aplikasi Blibli. “Blibli bekerja sama dengan Halodoc untuk menyediakan fitur telemedik agar para pelanggan bisa melakukan pemeriksaan tanpa harus ke rumah sakit. Dengan begitu, mengurangi beban rumah sakit,” kata Vice President of Public Relations Blibli Yolanda Nainggolan.
Cara kerjanya sama dengan yang ada di aplikasi Halodoc maupun Gojek. Jika para pelanggan butuh tindakan lanjutan, maka dokter akan merujuk pengguna ke rumah sakit yang tepat.
(Baca: Masyarakat Bisa Cek Kesehatan terkait Corona di Aplikasi Gojek)
Keempat, layanan Good Doctor di aplikasi Grab. Saat membuka aplikasi, akan ada pop up bertajuk “cek risiko terinfeksi covid-19’. Ketika menekan pop up ini, Anda akan diarahkan ke fitur GrabHealth.
Anda harus memotret formulir yang ada di platform dengan tangkapan layar (screen capture). Kemudian beri tanda checklist pada kolom ya atau tidak.
Lalu, pilih fitur konsultasi gratis dengan dokter. Kirim screen capture yang sudah diberi tanda tersebut kepada dokter.
Baru kemudian dokter memberikan saran atau bahkan rujukan. “Didukung sistem teknologi mumpuni, kapasitas pelayanan memadai, dan mitra dokter, kami yakin GrabHealth powered by Good Doctor dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan,” kata Managing Director Good Doctor Technology Indonesia Danu Wicaksana.
Dalam seminggu pada pekan lalu, permintaan tanya jawab di platform Good Doctor meningkat 400%. Tanya jawab khusus terkait Covid-19 naik 20x lipat dpada Maret dibandingkan Februari.
(Baca: Pemprov DKI Jakarta Prioritaskan Rapid Test untuk Tenaga Medis)
Kelima, layanan cek risiko terpapar virus corona di aplikasi Alodokter yang tersedia sejak pertengahan Maret lalu. Dalam sepekan sejak diluncurkan, layanan telemedik itu digunakan 900 ribu orang.
“Alodokter terus memberikan pelatihan komprehensif terhadap seluruh tim dokter, untuk bersama-sama menghadapi krisis ini,” kata Co-Founder dan Director Alodokter Suci Arumsari.
Perusahaan rintisan itu juga menyediakan artikel dan video edukasi tentang covid-19 yang sudah diakses lebih dari 15 juta kali dalam dua minggu.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun berencana menyatukan fitur-fitur tersebut guna memudahkan warga mengecek risiko terpapar virus corona. “Kami diminta untuk menyatukan berbagai platform itu," kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, Selasa (24/3) lalu.
(Baca: Singapura Bikin Alat Tes untuk Deteksi Virus Corona dalam 5 Menit)