Pemerintah belum memutuskan untuk mengarantina suatu wilayah (lockdown) guna menekan penyebaran virus corona. Meski begitu, lockdown dan pandemi corona dinilai menguntungkan dua sektor startup yakni pendidikan dan kesehatan.
Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R Sirait menjelaskan, kedua sektor startup itu menawarkan solusi yang dibutuhkan masyarakat di tengah pandemi corona. Misalnya, warga ramai-ramai mencari informasi tentang covid-19 di platform kesehatan.
Selain itu, banyak masyarakat membeli produk kesehatan seperti masker, hand sanitizer hingga vitamin. Alhasil, transaksi dan tngkat kunjungan platform kesehatan meningkat.
Sedangkan platform pendidikan ramai digunakan karena siswa dan mahasiswa belajar dari rumah, dalam rangka menjaga jarak (social distanding). “Startup-startup itu justru menjadi solusi yang efektif (apabila lockdown dilakukan)," ujar Jefri kepada Katadata.co.id, Jumat (20/3).
Selain itu, transaksi startup teknologi finansial (fintech) urun dana (crowdfunding) yang bersifat sosial seperti KitaBisa dan BenihBaik diprediksi meningkat. (Baca: Aplikasi Kesehatan Good Doctor dan Halodoc Buat Program Atasi Corona)
Meski begitu, secara keseluruhan pandemi corona berdampak terhadap modal kerja startup. Penjualan atau transaksi di platform besutan startup menurun akibat pandemi tersebut. Penurunan diperkirakan makin dalam jika pemerintah menerapkan lockdown.
Penyebabnya, masyarakat akan menahan konsumsi primer. Dengan memperhitungkan dampaknya terhadap perekonomian, menurutnya lockdown akan berpengaruh terhadap banyak sektor startup.
Hal senada disampaikan oleh CEO Mandiri Capital Eddi Danusaputro. Transaksi menjadi berkurang, startup juga susah untuk mencari pelanggan," katanya.
Kebijakan lockdown juga dapat berdampak pada pendanaan (fund raising). Alhasil, startup yang memiliki banyak dana akan lebih irit. Sedangkan, perusahaan rintisan dengan dana yang sedikit akan kesulitan mencari investasi.
(Baca: Transaksi Aplikasi Psikologi AS Naik 2 Kali Lipat Efek Pandemi Corona)
Startup fintech pembiayaan (lending), menurutnya akan terdampak kebijakan tersebut. Sebab, pembayaran pinjaman berpotensi terhambat. “Terutama yang berhubungan dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) karena pendapatannya berkurang," ujar Eddi.
Akan tetapi, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mencatat, pengajuan pinjaman oleh UMKM meningkat. Karena itu, mereka meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merelaksasi aturan terkait batasan pinjaman.
"Misalnya, dari limit sebelumnya Rp 2 miliar menjadi Rp 3 miliar atau Rp 4 miliar," ujar Ketua Bidang Humas dan Kelembagaan AFPI Tumbur Pardede kepada Katadata.co.id, kemarin (19/3).
Selain plafon pinjaman yang ditingkatkan, AFPI ingin tenor pembiayaan diperpanjang. Permintaan relaksasi itu akan diajukan ke OJK pekan ini. (Baca: Banyak UMKM Butuh Kredit Akibat Corona, Fintech Minta Revisi Aturan)
Ia memastikan bahwa fintech lending tetap memerhatikan unsur kehati-hatian dalam menyalurkan pinjaman. "Kami tetap lihat kemampuan finansialnya. Kalau diberikan keringanan itu mereka bisa bertahan. Kami lihat track record-nya yang memang bagus," ujar dia.
Kemudian, transaksi di platform kesehatan dan pendidikan memang benar meningkat karena pandemi corona. Halodoc misalnya, mencatat pencarian dengan kata kunci virus corona meningkat 600% sejak virus ini mewabah.
Pasca-pengumuman kasus pertama di Indonesia, transaksi di platform yang masuk ekosistem Gojek itu pun melonjak dua kali lipat. (Baca: Kunjungan ke Aplikasi Alodokter & Halodoc Naik 600% Efek Virus Corona)
Lalu Good Doctor mencatatkan transaksi berupa tanya jawab online di platform melonjak 26 kali lipat. Good Doctor merupakan penyedia layanan kesehatan, yang menjadi mitra Grab.
Startup kesehatan, Alodokter juga mencatat kunjungan ke halaman informasi utama pada platform mencapai 2 juta sejak virus corona mewabah.
Peningkatan transaksi juga dirasakan oleh startup pendidikan. Utamanya, setelah perusahaan telekomunikasi seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata, 3 Indonesia hingga Smartfren memberikan promosi kuota internet untuk platform belajar online.
(Baca: Ruangguru, Zenius dan Quipper Beri Layanan Belajar Gratis Efek Corona)
Ruangguru misalnya, mencatat ada lebih dari 1 juta pengguna memanfaatkan fasilitas kuota gratis 30 Gigabyte (GB) dari Telkomsel sehari sejak peluncuran. Jumlah unduhan aplikasi Ruangguru juga berada peringkat pertama Google Play Store di Indonesia pada Selasa (17/3) lalu, mengalahkan WhatsApp dan TikTok.
Yang menarik, platform gim online juga banjir peminat di Tiongkok karena pandemi corona. Unduhan gim yang dikembangkan oleh Tencent Holdings Ltd misalnya, meningkat 10,4% secara tahunan (year on year/yoy) pada Februari. “Pendapatan meningkat 11,8%,” kata Analis Sensor Tower Nan Lu dikutip dari Reuters, Rabu (18/3).
Peningkatan itu juga sejalan dengan riset perusahaan pemasaran mobile AppsFlyer. Berdasarkan survei pada 1-31 Januari dan 1 Februari sampai 2 Maret, unduhan aplikasi gim di Indonesia meningkat, sebagaimana tabel berikut:
Kategori aplikasi | Petumbuhan unduhan | Pertumbuhan penggunaan |
Gim | -12% | 11% |
Makanan dan minuman | 23% | 17% |
Belanja | -8% | 6% |
Perjalanan (booking) | -16% | -2% |
(Baca: Pengguna Gim Online Melonjak hingga ‘Down’ Imbas Pandemi Corona)