Startup kesehatan, Alodokter mencatat kunjungan ke halaman informasi utama pada platform mencapai 2 juta sejak virus corona mewabah. Pencarian tentang covid-19 di platform Halodoc juga meningkat 600%.
Medical marketing manager Alodokter Abi Noya mengatakan, perusahaan merilis banyak artikel yang bisa diakses lewat mesin pencari Google Search. “Beberapa di antaranya tentang virus corona, yang berhasil menduduki halaman utama pencarian Google sejak rilis pertama,” katanya dikutip dari Kr.Asia, kemarin (11/3).
Startup yang mendapat investasi dari Softbank itu juga mencatat ada peningkatan unduhan aplikasi dan interaksi pengguna melalui platform. Pengguna memang bisa berinteraksi dengan dokter melalui aplikasi Alodokter.
(Baca: Virus Corona Masuk Indonesia, Transaksi Halodoc Naik Dua Kali Lipat)
Selain artikel, Alodokter menyebarkan informasi terkait cobvid-19 dalam bentuk video pendek yang diunggah di TikTok. Konten yang ditayangkan berupa tutorial cara mencuci tangan dengan benar dan etika batuk ataupun bersin.
Video pendek Alodokter tentang mencuci tangan telah ditonton 3,2 juta kali per 10 Maret. "Video tutorial singkat di TikTok itu upaya kami menyebarkan informasi kesehatan dengan cara yang mudah dan menghibur," kata Noya.
(Baca: Atasi Video Prank dan Hoaks Virus Corona, WHO Buat Akun TikTok)
Sedangkan Vice President Marketing Communications Halodoc Felicia Kawilarang mengatakan, pencarian dengan kata kunci virus corona meningkat 600% sejak virus ini mewabah. Pasca-pengumuman dua warga Depok terinfeksi virus corona, transaksi di platform Halodoc pun melonjak dua kali lipat.
Startup di sektor kesehatan itu mencatat, konsumen paling banyak mencari obat herbal untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan vitamin. Halodoc memastikan stok vitamin, hand sanitizer, dan masker kesehatan aman, serta menjamin harganya lebih murah dibanding pasaran.
Kepada Katadata.co.id, Halodoc mengaku sudah menggaet 1.800 apotek. (Baca: Waspada Virus Corona, Bisakah Ukur Suhu Tubuh Pakai Aplikasi?)
Selain produk, Halodoc mencatat permintaan layanan konsultasi meningkat. Karena itu, perusahaan menambah jumlah dokter yang menyediakan layanan 24 jam.
Setidaknya 22 ribu dokter bekerja sama dengan Halodoc. “Kami lihat, interest paling tinggi yakni orang tua, yang punya anak kecil,” kata Felicia kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu (6/3).
Bukan hanya di Indonesia, transaksi di platform startup kesehatan di negara lain meningkat. Beberapa dari mereka pun meluncurkan fitur baru bagi pengguna, utamanya terkait virus corona.
Di Tiongkok misalnya, beberapa perusahaan memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan big data untuk mengukur suhu tubuh. Teknologi ini juga dipakai untuk melacak pergerakan pengguna melalui ponsel.
(Baca: Sequis Life dan Investor Singapura Ikut Suntik Alodokter Rp 468 Miliar)
Sebelumnya, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung menyampaikan, layanan startup di sektor kesehatan akan semakin sering digunakan di tengah wabah virus corona. Karena itu, transaksinya bakal meningkat.
Di Indonesia, ada beberapa startup kesehatan seperti Halodoc, Alodokter, Prixa, GoApotik, dan lainnya. "Ketika ada orang yang sakit flu sedikit, lalu khawatir dan panik karena mengira terinfeksi virus corona, mereka langsung bertanya ke dokter melalui aplikasi tersebut," ujar Ignatius kepada Katadata.co.id.
Sebaliknya, investasi ke startup berbagi tumpangan (ride hailing) hingga e-commerce diprediksi terdampak covid-19. Sebab, masyarakat akan lebih berhati-hati membeli barang melalui e-commerce maupun menggunakan transportasi umum.
(Baca: Corona Mewabah, Startup Kesehatan Diramal Makin Diminati Investor)