Perusahaan startup urun daya (crowdsourcing) PT Sribu Digital Kreatif (Sribu) menargetkan 5 juta klien atau pengguna jasa pekerja lepas (freelance) hingga 2024. Guna mencapai target tersebut, perusahaan memasang tiga strategi, yakni pengembangan teknologi, kolaborasi serta pemasaran.
CEO Sribu Ryan Gondokusumo mengatakan, dari sisi teknologi, tahun ini pihaknya menyiapkan aplikasi yang dapat memfasilitasi pengguna jasanaya mengakses tenaga pekerja lepas. Adapun sebelumnya, perusahaan yang berdiri pada 2011 masih mengandalkan website.
Berkembang di 2015, Sribu Digital akhirnya meluncurkan Sribulancer.com. "Tahun ini kita rebuilding, secara teknologi kita konsolidasi. Jika dulu website Sribu.com dan Sribulancer.com terpisah, sekarang kita satukan dan buat aplikasi," kata dia di Jakarta pada Kamis (13/2).
(Baca: Penghasilan Makin Tinggi, Freelance Tak Lagi Dianggap Sampingan)
Untuk memaksimalkan bisnis, pihaknya berencana akan menggandeng pihak lain seperti online printing ataupun pihak pemerintah sebagai strateginya yang kedua. "Dengan online printing tujuannya untuk saling silang, mereka dapat orderan, sementara jasa desainnya bisa ke kami. Dengan begitu, kami bisa dapat klien," kata Ryan.
Strategi terakhir, yang akan digencarkan oleh Sribu yaitu melalui pemasaran yang masif. Ryan mengaku ingin brand Sribu bisa masuk di daftar pencarian nomor satu ketika UMKM ataupun korporasi mencari pekerja lepas untuk operasional bisnisnya.
Saat ini, rata-rata pengguna jasa perusahaan masih didominasi perusahaan lokal dan baru 5% perusahaan luar negeri yang menjadi klien Sribu. Umumnya perusahaan ini dari Thailand, Singapura, Hong Kong, dan Amerika Serikat.
Sejalan dengan strategi bisnisnya, perusahaan menargetkan pengguna jasa dari luar negeri bisa mencapai 75% dari total klien. Target tersebut diharapkan bisa tercapai pada 2024.
Selain itu, Sribu juga menargetkan bisa menjaring lebih banyak lagi pekerja lepas. Hingga 2024, Sribu menargetkan bisa menjaring hingga 500 ribu pekerja lepas, meningkat signifikan dibanding jumlah pekerja lepas yang bekerja sama dengan perusahaan saat ini yang mencapai 20 ribu.
(Baca: Tix ID Investasi di Startup Hiburan Singapura)
Namun, dia memastikan seluruh pekerja tersebut sudah melalui tahapan penyaringan dengan keahlian di bidang masing-masing.
Sribu melayani kliennya dalam memenuhi kebutuhan pekerja lepas. Ada dua layanan yang saat ini ada di perusahaan yaitu platform yang mempertemukan antara klien dan pekerja lepas, dan layanan solusi bisnis bagi korporasi.
Layanan platform Sribu antra lain mencakup jasa desain grafis, fotografi, videografi, pengembangan website, dan copywriting. Sebanyak 85% layanan Sribu digunakan di platform, sedangkan 15% lainnya untuk layanan solusi.
Sepanjang 2019, dari seluruh layanannya tadi, Sribu Digital meraih pendapatan Rp 10 miliar.