Mimpi Mengejar Profit, Tiga Startup Milik SoftBank PHK Ribuan Karyawan

123RF.com/Tupungato
Pejalan kaki melintas di salah satu gedung Softbank di Jepang.
4/2/2020, 13.58 WIB

Tiga perusahaan startup yang didanai perusahaan investasi asal Jepang, SoftBank, yakni OYO, CloudMind dan WeWork memberhentikan (pemutusan hubungan kerja/PHK) ribuan karyawan seiring dengan bisnisnya yang terus merugi.

Pada akhir Januari ini, seperti dilansir Tech In Asia, OYO mem-PHK 360 karyawannya di Amerika Serikat (AS). Padahal, di bulan yang sama OYO juga sudah mem-PHK ribuan karyawannya di India dan Tiongkok.

Alasan OYO memberhentikan ratusan karyawannya di AS karena perusahaan ingin mengambil pendekatan yang lebih seimbang terhadap pertumbuhan bisnisnya. OYO memangkas karyawan yang bekerja di berbagai posisi seperti business development manager, talent acquisition lead, dan area general manager.

"Keputusan ini sangat sulit dibuat, tapi saya yakin ini adalah keputusan yang tepat untuk bisnis saat ini," kata Chief Operating Officer (COO) OYO Abhinav Sinha seperti dikutip Tech In Asia, Senin (3/2). Dia mengatakan ini merupakan strategi perusahaan mencapai pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan mengejar profitabilitas.

(Baca: Efek ‘Bakar Uang’ WeWork, Investor Fokus buat Profit Startup Tahun Ini)

Di India, OYO sudah memberhentikan 2.000 dari total 10.000 karyawannya. Sepekan sebelumnya, startup yang bergerak di bisnis perhotelan ini juga telah memecat 5% dari 12.000 ribu karyawannya di Tiongkok atau sebanyak 600 orang. 

Selain OYO, startup kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) CloudMind yang didukung SoftBank juga memangkas jumlah karyawannya. Sebagian besar karyawan yang diberhentikan berasal dari Tiongkok yang merupakan sumber pendapatan utama perusahaan.

Seperti dilansir Reuters, CloudMind memberhentikan sekitar 175 sampai 225 dari total 700 karyawannya di Tiongkok. Tidak hanya itu, perusahaan juga harus menutup kantornya di Silicon Valley, AS. Langkah ini merupakan upaya efisiensi yang dilakukan CloudMind setelah beberapa kali gagal mencatatkan sahamnya di bursa.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan