Investree berencana menggaet mitra lokal supaya bisa memberikan pinjaman ke Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Filipina pada awal tahun depan. Perusahaan teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) itu pun mengakuisisi saham startup e-procurement Mbiz untuk melancarkan rencana tersebut.
Di Indonesia, Investree sudah menguji coba menyediakan pembiayaan kepada UMKM yang masuk ekosistem Mbiz, baik pembeli maupun vendor. Mbiz bergerak di bidang e-procurement business to business (BtoB), yang menyediakan barang dan jasa untuk keperluan usaha.
Co-Founder sekaligus CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan, teknologi Mbiz tetap akan digunakan untuk menggaet UMKM di Filipina. “Januari 2020 akan kami umumkan siapa mitra (lokal) di sana,” kata dia di Jakarta, hari ini (27/12).
Meski demikian, nama layanannya di Filipina tetap Investree. (Baca: Investree Target Beri Pinjaman Rp 270 M ke UMKM Lewat Mbiz Awal 2020)
Perusahaan fintech lending itu memang berencana merambah pasar Filipina dan Thailand tahun depan. Pada 2018, Investree sudah menyediakan layanan di Vietnam dengan nama eLoan.
Dengan mengakuisisi Mbiz, Investree menjadi mitra strategis sehingga bisa menyediakan pinjaman kepada pembeli dan vendor. Per tahun lalu, Mbiz menggaet lebih dari 350 pembeli dan 3.400 vendor.
Hanya, Adrian enggan menyebutkan nilai akuisisinya. “Cukup signifikan,” kata dia. Kemitraan strategis seperti itu yang akan diterapkan di Filipina.
Di Thailand, Investree tengah mengajukan perizinan. Adrian menargetkan, perusahaannya bisa beroperasi di Negeri Gajah Putih itu awal tahun depan.
(Baca: Tahun Depan Investree Ekspansi ke Filipina dan Thailand)
Secara keseluruhan, perusahaan telah menyalurkan pinjaman Rp 4,4 triliun sejak 2015. Pemberi pinjaman (lender) aktif di Investree sekitar 20 ribu, dari 80 ribu yang terdaftar. Sebanyak 70% di antaranya merupakan individu atau retail.
CEO Mbiz Rizal Paramarta menambahkan, ada 100 ribu item produk (Stock Keeping Unit/SKU) yang tersedia di platform-nya. Per tahun lalu, Nett Merchandise Value (NMV) mencapai Rp 2 triliun, dengan rerata pemesanan (purchase order) Rp 70 juta.
Ia menyebutkan, selama dua bulan uji coba layanan investree, NMV meningkat dua kali lipat. “Piloting pada September dan Oktober. Pinjaman mencapai Rp 90 miliar kepada pembeli dan vendor” kata Rizal.
Rizal mengatakan, selama ini vendor dan pembeli mengalami beberapa tantangan seperti keterbatasan akses permodalan. “Pertumbuhan dari bisnis ekosistem kami terhambat. Awal tahun ini, kami diskusi dengan Investree cari solusinya,” kata dia.
(Baca: Startup E-Commerce, Mbiz Catat Transaksi Naik 65% per Semester I)