Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyampaikan Indonesia akan memiliki lima unicorn dalam dua bulan ke depan. Dalam waktu dekat akan ada satu startup yang naik tingkat sehingga memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar.
Meski tidak menyebut nama, namun Rudiantara menjelaskan startup tersebut mendapat pendanaan besar dan statusnya akan berubah jadi unicorn.
Sebelumnya, Rudiantara pernah memberikan kisi-kisi bahwa perusahaan rintisan kelima tersebut bergerak di bidang pendidikan. Sedangkan empat unicorn yang dimiliki RI saat ini adalah Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak.
"Funding-nya sudah di seri tinggi yaitu E. Satu atau dua kali (pendanaan) lagi valuasinya masuk US$ 1 miliar," kata Rudiantara saat menjadi pembicara di acara peluncuran buku ‘Indonesia Menuju Lima Besar Dunia’ oleh Katadata.co.id di Jakarta, Kamis (12/9).
(Baca: Rudiantara Isyaratkan Ruangguru Segera jadi Unicorn Baru)
Salah satu perusahaan rintisan bidang pendidikan yang diisukan jadi unicorn adalah Ruangguru. Namun CEO sekaligus pendiri Ruangguru Adamas Belva Syah Devara pada bulan lalu enggan berkomentar banyak. Dia hanya mengatakan bahwa perusahaannya saat ini tengah menggalang pendanaan.
Rudiantara mengatakan, pemerintah memang fokus dalam mengundang investor-investor untuk menyuntikkan modal ke perusahaan rintisan dalam negeri. Dia juga mengundang 25 hingga 30 perusahaan modal ventura dari Jepang untuk dipertemukan dengan startup lokal di Bali pada bulan Oktober mendatang.
Ia berharap, dari pertemuan itu lahir unicorn-unicorn baru di Indonesia karena memiliki pemodal yang kuat. Startup yang berpartisipasi di acara tersebut juga akan dikurasi oleh lembaga pemeringkat internasional Ernst&Young (E&Y).
"Dicek semua market valuation, bisnis model, dan lainnya," kata Rudiantara.
(Baca: Bukalapak PHK Karyawan, Ada Apa dengan Unicorn ke-4 Indonesia Ini?)
Selain mendorong datangnya investor untuk masuk ke startup, pemerintah berharap lahirnya talenta-talenta ahli digital untuk disodorkan ke industri. Salah satu program yang telah berjalan adalah Digital Talent Scholarship yang ditargetkan menjaring 50 ribu beasiswa tahun depan.
Menurut Rudiantara, industri membutuhkan 9 juta pekerja di industri digital ini hingga 2030 mendatang. Namun paling tidak setiap tahun diperlukan sekitar 600 ribu orang yang siap masuk. "Dari mana orangnya? Karena kami tidak pernah mendesain talenta digital," kata Rudiantara.