Iklan Berdatangan
Sebagai pemain lokal di antara raksasa global, Inspigo tetap melihat peluang yang menjanjikan. “Milenial di Indonesia ini jumlahnya 84 juta, gede banget untuk ukuran pasar,” kata Yoris Sebastian, Co-Founder Inspigo.
Dengan membidik kalangan working milenial, Inspigo mencatatkan jumlah pengguna baru sebesar 100% selama pandemi Covid-19. Selain itu, pada bulan Juni, kenaikan jumlah pendengar di Inspigio mencapai 74% secara year on year (y-o-y).
Lonjakan pengguna layanan Inspigo juga dipicu karena platform ini membuka konten-konten premium-nya menjadi gratis sejak Maret lalu. Hingga kini, Inspigo telah diunduh lebih dari 100 ribu kali di Google Play Store.
Pengguna Inspigo bisa menikmati episode podcast dari lebih dari 350 pembicara. Beberapa nama yang tercatat pernah menjadi pembicara di podcast Inspigo antara lain Najwa Shihab, Andi F Noya, hingga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama. Bagi pengguna yang ingin mendengar semua episode dalam album, Inspigo menerapkan model subscribe yang dibanderol Rp 30.000 per bulan.
Tidak hanya dari subscribe, Inspigo juga mengeksplorasi berbagai model bisnis di podcast. Salah satunya dengan memberikan wadah bagi korporasi untuk menjangkau konsumennya melalui berbagai pelatihan maupun seminar.
Strategi ini menurut Yoris membuat pertumbuhan Inspigo dapat lebih cepat dari segi bisnis, maupun jumlah pengguna. Meningkatnya jumlah pengguna kemudian mendatangkan iklan, salah satunya dari Singapore Airlines.
“Media tidak lepas dari pemasang iklan. Meski begitu, Inspigo di awal perkembangannya lebih fokus mengembangkan diri sebagai platform Business to Business (B2B) bagi korporasi,” Kata Yoris.
Aliran dana pengiklan ke bisnis podcast terekam dalam riset PricewaterhouseCoopers (PWC). Pendapatan iklan podcast secara global diproyeksikan mencapai US$ 864 juta pada tahun 2020 ini. Pendapatan ini berpotensi naik hingga US$ 1,04 Miliar atau Rp 147 Triliun di 2021.
Belum ada data spesifik mengenai iklan di podcast Indonesia. Namun, benih bisnis yang baru berkecambah ini diyakini akan tumbuh subur. Ahli Ekonomi Digital Universitas Padjadjaran Irsyad Kamal menyebut podcast sudah semakin familiar di antara para pengiklan.
“Industri sudah tahu cara mainnya. Mereka juga paham industri podcast ini nieche market, jadi sudah tahu podcaster yang selaras dengan campaign-sama,” kata Irsyad kepada katadata.co.id, Jumat (14/07) lalu.
Reporter: Muhamad Arfan Septiawan