CEO Traveloka: Bisnis Jatuh ke Titik Terendah Imbas Pandemi Corona

Dok. Pribadi
CEO Traveloka Ferry Unardi
Penulis: Desy Setyowati
28/7/2020, 15.15 WIB

Pariwisata menjadi salah satu sektor yang terpukul pandemi corona. Bisnis startup penyedia layanan perjalanan berbasis online (Online Travel Agent/OTA), Traveloka pun ikut terkena dampak.

Co-founder sekaligus CEO Traveloka Ferry Unardi mengatakan, pandemi virus corona memukul bisnis perusahaan. “Bisnis kami berada di titik terendah yang belum pernah terjadi sejak pertama kali berdiri,” kata dia dikutip dari siaran pers, Selasa (28/7).

Hal itu terjadi karena permintaan konsumen menurun drastis. Di satu sisi, permintaan pengembalian dana (refund) melonjak signifikan.

Ia mencatat, tingkat hunian hotel turun ke level terendah. Mitra aktivitas lifestyle di domestik maupun regional, juga restoran bahkan harus menutup operasional bisnis untuk sementara waktu karena pandemi Covid-19.

Meski begitu, ia optimistis perusahaannya akan bangkit kembali dengan adanya penyesuaian strategi bisnis secara cepat. Di Indonesia dan Vietnam misalnya, perusahaan melihat sektor perjalanan domestik maupun aktivitas hiburan jarak dekat mulai menggeliat, meski masih ada pandemi.

Bisnis Traveloka di Vietnam mulai stabil dan mendekati periode sebelum adanya pandemi. Sedangkan di Thailand, hampir melampaui 50% dibandingkan situasi normal.

“Meskipun Indonesia dan Malaysia masih berada di tahap awal pemulihan, namun kedua pasar ini terus memperlihatkan momentum yang menjanjikan dengan kemajuan dari minggu ke minggu,” katanya.

Oleh karena itu, Traveloka bekerja sama dengan mitra industri dan pemangku kepentingan lainnya. Selain itu, menerapkan berbagai langkah untuk optimalisasi bisnis guna melakukan penghematan dan kembali berfokus menyiapkan strategi menyambut era normal baru (new normal).

“Kami juga terus menghadirkan produk-produk inovatif bagi para pengguna yang merupakan fokus utama,” ujar Ferry. Salah satunya, menggabungkan layanan tes risiko Covid-19 dan tiket pesawat.

Lalu, pemesanan voucher hotel dengan periode inap yang fleksibel melalui Buy Now Stay Later, program Online Xperience, live stream Traveloka LIVEstyle Flash Sale, serta kampanye Traveloka Clean.

Head of Marketing, Transport, Traveloka Andhini Putri sebelumnya mengatakan, transaksi mulai meningkat pada Juni. “Kami mulai melihat adanya kenaikan transaksi secara bertahap," katanya kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu (10/7).

Namun, volume transaksinya belum kembali ke kondisi sebelum adanya pandemi. Sebab, pemerintah masih membatasi beberapa layanan transportasi seperti pesawat dan kereta api. 

Pada hari ini, Traveloka pun mengumumkan perolehan investasi terbaru senilai US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,6 triliun. Salah satu institusi keuangan global terlibat dalam putaran pendanaan ini.

Daya Tahan Perusahaan Digital Terhadap Pandemi (Katadata)