Masyarakat mulai berbelanja secara online selama pandemi corona, sehingga mendorong transaksi di platform e-commerce. Perusahaan modal ventura, East Ventures pun berinvestasi di startup perdagangan sosial atau social commerce, KitaBeli.
AC Ventures dan beberapa investor individu (angel investor) juga terlibat dalam pendanaan tahap awal (seed funding) tersebut. Hanya, besarannya tidak disebutkan.
Berdasarkan laporan McKinsey & Company, social commerce adalah platform yang memfasilitasi jual-beli produk melalui media sosial. Sedangkan e-commerce memfasilitasi transaksi, termasuk pembayaran dan pengiriman.
KitaBeli menyediakan layanan pembelian barang kebutuhan pokok, Fast Moving Consumer Goods (FMCG) seperti kebutuhan sehari-hari, dan lainnya. Pembelian produk-produk ini dapat dilakukan secara berkelompok (team buying).
Investor yang memimpin pendanaan kepada KitaBeli, East Ventures menilai bahwa pertumbuhan bisnis startup ini paling pesat di sektornya. “Kami antusias untuk bermitra dengan Prateek dan Ivana (co-founder KitaBeli), membawa cara berbelanja baru ini ke konsumen Indonesia,” kata Co-founder and Managing Partner of East Ventures Willson Cuaca dikutip dari siaran pers, Selasa (25/8).
Managing Partner di AC Ventures Adrian Li pun menyampaikan bahwa pertumbuhan e-commerce FMCG tergolong besar, terutama di kota tier dua dan tiga. “Model team-buying yang ditawarkan oleh KitaBeli memanfaatkan media sosial untuk menciptakan pengalaman pengguna yang menyenangkan dan sticky,” kata dia.
Pengalaman itu dapat mendorong pembelian barang kebutuhan pokok harian dengan frekuensi tinggi. “Mereka ada di posisi terbaik untuk membangun cerita teknologi konsumen selanjutnya di Indonesia,” ujar Li.
KitaBeli didirikan oleh Prateek Chaturvedi, Ivana Tjandra, Subhash Bishnoi, dan Gopal Singh Rathore pada Maret lalu. Prateek merupakan pendiri Getfocus.in, perusahaan Software as a Services (SaaS) penyedia solusi pemasaran Business to Business (B2B) asal India yang diakuisisi Moka pada 2018.
Sedangkan Ivana berpengalaman mengembangkan bisnis dan vertikal baru untuk Bridestory dan Handy. Lalu, Subhash dan Gopal bekerja bersama Prateek di startup terdahulu.
Mereka kemudian bekerja sama mendirikan KitaBeli yang berbasis di India dan Indonesia. Tim teknologi di Bengaluru, sementara operasional dan pemasaran di Jakarta.
Prateek mengatakan, model pembelian berkelompok mendorong pengguna untuk mengajak rekannya dalam membeli produk di aplikasi KitaBeli. Apalagi, konsumen di Indonesia sangat sosial.
“Mereka gemar berbagi informasi dengan teman dan keluarga tentang barang yang dibeli dan beragam diskon,” kata Prateek. Oleh karena itu, KitaBeli merancang fitur yang membuat penggunanya dapat berbagi informasi, serta mengajak teman dan keluarga untuk membeli barang secara berkelompok supaya lebih hemat.
Ia menilai, konsep berbelanja seperti itu belum banyak tersedia di Tanah Air. Dengan mengusung metode ini, nilai transaksi per pengguna di aplikasi KitaBeli pun terus tumbuh setiap bulannya.
“Pengguna puas dengan kecepatan pengiriman barang,” ujar Ivana. Sebanyak 95% dari pesanan diantar dalam dua hari.
Seiring dengan peningkatan transaksi, KitaBeli pun berencana memperluas pasar ke kota lain.
Disclaimer: East Ventures adalah salah satu investor Katadata.