Startup penyedia solusi katering dan restoran berbasis komputasi awan (cloud kitchen), Yummy Corp mengumumkan perolehan pendanaan seri B US$ 12 Juta atau sekitar Rp 175 Miliar. Investasi ini dipimpin oleh SoftBank Ventures Asia Korea Selatan.
Investor lain yang berpartisipasi yakni Vectr Ventures Hongkong, Appworks Ventures Taiwan, Quest Ventures Singapura, Coca Cola Amatil X Australia, serta Palm Drive Capital Amerika Serikat (AS). Intudo Ventures dan Sovereign’s Capital yang terlibat dalam pendanaan sebelumnya, juga ikut serta.
Perwakilan SoftBank Ventures Asia Harris Yang mengatakan, pasar pesan-antar makanan di Indonesia berkembang pesat. Sedangkan Yummy Corp dinilai ahli dalam industri kuliner dan mempunyai keunikan proposisi nilai pada merek (brand).
“Kami yakin Yummy Corp akan terus menjadi pemimpin di industri ini,” kata Yang dikutip dari siaran pers, Jumat (25/9).
Yummy Corp memiliki unit bisnis di bidang cloud kitchen, yakni Yummykitchen. Gojek dan Grab juga menyediakan layanan serupa yang diberi nama Dapur Bersama dan GrabKitchen.
Gojek mempunyai 27 Dapur Bersama di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Medan dan Bandung per Juli lalu. Jumlahnya ditarget mencapai 100 hingga akhir tahun.
Sedangkan Grab mengembangkan GrabKitchen sejak 2018. Decacorn asal Singapura ini memiliki 48 cloud kitchen di tujuh kota.
CEO Yummy Corp Mario Suntanu mengatakan, Yummykitchen memposisikan diri sebagai operator penuh. Tidak hanya menyewakan dapur bersama, tetapi juga mengerjakan operasional dari berbagai pemegang merek.
Yummykitchen mengembangkan layanan restoran berbasis cloud sejak pertengahan tahun lalu. Kini, perusahaan mengoperasikan 70 dapur di Jakarta, Bandung dan Medan.
Ada lebih dari 50 merek kuliner yang bergabung dengan Yummykitchen. Beberapa di antaranya Ismaya Group, Sour Sally Group, Padang Merdeka, Hong Tang dan Dailybox.
Transaksi Yummykitchen meningkat 320% selama semester pertama. “Dengan pendanaan ini, kami terus berfokus mengambil peranan aktif dalam membantu pemain di industri kuliner dalam mengembangkan bisnis melalui channel delivery,” kata Mario.
Apalagi layanan pesan-antar makanan kian diminati saat pandemi corona. Layanan cloud kitchen juga dinilai lebih efektif dan efisien dalam mendorong transaksi, karena lokasinya disesuaikan dengan permintaan konsumen sekitar.
Selain itu, laporan Google, Temasek, dan Bain bertajuk e-Conomy SEA 2019 memperkirakan, nilai transaksi (gross merchandise value/GMV) sektor berbagi tumpangan di Indonesia mencapai US$ 6 miliar atau sekitar Rp 83,8 triliun tahun lalu.
Nilainya diprediksi melonjak menjadi US$ 18 miliar pada 2025.
Sedangkan di Asia Tenggara, transaksinya diproyeksikan mencapai US$ 12,7 miliar tahun lalu. Rinciannya, US$ 5,2 miliar dari pesan-antar makanan dan US$ 7,5 miliar dari transportasi.
Google, Temasek dan Bain memperkirakan porsi pesan-antar makanan dan transportasi menjadi 50:50 pada 2025.
Dengan besarnya potensi pasar yang dibidik, Yummy Corp pun memperoleh pendanaan seri A US$ 7,75 juta atau sekitar Rp 110 miliar pada Oktober tahun lalu. Investor yang terlibat yakni Sinarmas Digital Ventures (SMDV), East Ventures, Agaeti Ventures, Prasetia Dwidharma, dan Selera Kapital by Sour Sally Group.