Grab Ungkap Tiga Peluang Tingkatkan Transaksi GrabFood saat Pandemi

KATADATA | Ajeng Dinar Ulfiana
Ilustrasi, mitra pengemudi Grab memarkirkan motornya di parkiran khusus Grab , Mall FX, Jakarta Selatan (22/11/2018).
5/11/2020, 18.42 WIB

Bisnis perusahaan layanan on-demand, Grab hampir pulih ke tingkat sebelum adanya virus corona berkat layanan pesan-antar makanan. Decacorn Singapura ini pun mengungkapkan tiga peluang untuk meningkatkan transaksi GrabFood.

Pertama, masyarakat terbiasa menggunakan layanan online saat pandemi Covid-19. "Ini akan terus tumbuh dan sifatnya jangka panjang," kata Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi saat konferensi pers virtual bertajuk ‘Buka Potensi Bersama Grab’, Kamis (5/11).

Tren tersebut memungkinkan mitra penjual (merchant) menggaet lebih banyak pelanggan. Grab pun mencatat, jumlah pedagang meningkat 153% selama Juli-Agustus.

Decacorn itu memang gencar menggaet pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sejak awal tahun, Grab sudah menggandeng 350 ribu pebisnis dan ditarget mencapai 400 ribu hingga akhir 2020.

Startup skala jumbo itu juga rutin meluncurkan fitur-fitur baru yang mendukung usaha mitra UMKM. Yang terbaru, menggelar bazar online dan menambahkan fitur GrabAds Ad Manager untuk memudahkan mitra mengelola iklan di aplikasi.

Kedua, banyak konsumen yang memasak di rumah. "Ini hobi, dan ada juga karena faktor keamanan dan kebersihan makanan," ujar Neneng.

Berdasarkan data McKinsey, 20% konsumen mengharapkan standar kebersihan dalam berbelanja saat pandemi corona. Tren ini diperkirakan berlanjut, meskipun Covid-19 usai.

Oleh karena itu, perusahaan menerapkan berbagai inisiatif memperkuat protokol kesehatan dalam pengantaran makanan. Langkah itu di antaranya pengantaran tanpa kontak, pernyataan kesehatan hinga kemasan yang terkunci rapat.

Tren ketiga, konsumen mencari produk yang harganya terjangkau saat pagebluk Covid-19. "Kami beri nilai lebih ke konsumen. Dengan teknologi, akan menghasilkan opsi hemat bagi konsumen," kata Neneng. Salah satu paket yang ditawarkan yakni 'hematlicious'.

Pada Oktober lalu, Presiden Grab Ming Maa mengatakan bahwa bisnis perusahaan hampir pulih ke tingkat sebelum adanya virus corona. Salah satu penopangnya yakni jasa pesan-antar makanan, yang menyumbang 50% lebih ke pendapatan.

"Pemulihan bisnis kami terus berlanjut, dengan pendapatan grup pada kuartal III naik lebih dari 95% dibandingkan posisi sebelum adanya Covid-19," kata Presiden Grab Ming Maa dalam pembaruan buletin tentang bisnis perusahaan yang dikirim melalui email, dikutip dari Reuters, Oktober lalu (22/10).

Data itu diamini oleh juru bicara Grab Indonesia, tetapi tidak diperinci peningkatan bisnis untuk masing-masing layanan.

Dengan peningkatan tersebut, valuasi Grab juga disebut-sebut naik dari US$ 14 miliar menjadi US$ 15 miliar lebih.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan