Lima Strategi Gojek untuk Pulihkan Bisnis Transportasi

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
IlustrasI logo lama Gojek
14/1/2021, 17.42 WIB

Transaksi layanan transportasi perusahaan layanan on-demand, Gojek melorot pada 2020 akibat pandemi corona. Decacorn Indonesia ini pun menyiapkan lima strategi untuk memulihkan kinerja bisnis.

Chief Transport Officer Gojek Group Raditya Wibowo mengatakan, permintaan layanan berbagi tumpangan seperti GoRide dan GoCar turun karena ada pembatasan kegiatan di luar rumah. Setelah pembatasan sosial berkala besar (PSBB), pemerintah kini bahkan menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali.

"PPKM pasti berdampak karena adanya pembatasan," kata Radityo saat konferensi pers virtual Gojek Transport Outlook 2021: Makin Aman dengan GoRide & GoCar pada Kamis (14/1). "Kami ikuti saja, untuk comply."

Berdasarkan data asosiasi, Garda, pendapatan pengemudi ojek online anjlok 70%-90% pada awal pandemi virus corona dibandingkan sebelum ada Covid-19. Ketika PSBB diperlonggar, pendapatan membaik atau diperkirakan hanya turun 50%.

Saat PPKM, Garda memperkirakan penghasilan pengemudi ojek online turun 40%-60%.

Untuk memulihkan kinerja bisnis transportasi, Gojek menyiapkan lima strategi. Pertama, memperkuat inovasi protokol kesehatan J3K atau Jaga Kesehatan, Keamanan dan Kebersihan. "Pada 2021 atau masa pemulihan, kami memastikan keamanan dan kesehatan di ekosistem, baik pelanggan dan mitra," katanya.

Perusahaan akan memperkuat dan memperbanyak Zona Nyaman J3K sebagai standar baru titik penjemputan. Layanan ini akan dilengkapi dengan pengukuran suhu tubuh, antrian berjarak, pembagian masker, hairnet, hand sanitizer, desinfeksi helm dan pegangan pintu mobil, serta tempat penitipan helm pribadi.

Gojek juga menambah jumlah Alat Perlindungan Driver seperti sekat pelindung, pelindung wajah tambahan untuk helm, dan lainnya.

Kedua, meluncurkan layanan baru GoCorp khusus untuk mendukung perjalanan bisnis pengguna. Hal ini karena perkantoran masih menjadi salah satu destinasi utama masyarakat dalam menggunakan GoRide maupun GoCar.

Ketiga, mempercanggih fitur GoTransit yang diperkenalkan pada 2020. Fitur ini dinilai menjadi solusi bagi pengguna dalam merencanakan perjalanan hingga mengambil keputusan secara sistematis mengenai moda transportasi. 

Layanan itu dinilai dapat membantu pengguna memperkirakan waktu perjalanan di luar rumah agar terhindar dari paparan virus corona.

Keempat, memperluas inisiatif terkait teknologi ramah lingkungan. Pada tahun lalu, Gojek membuat berbagai inisiatif teknologi ramah lingkungan melalui GoGreener. Pada 2021, inisiatif diperluas seperti uji coba kendaraan listrik dan ui emisi kendaraan bermotor, serta carbon offset.

Terakhir, membuat beragam fitur baru, salah satunya pembayaran parkir dan tol tanpa cash. Selain itu, perusahaan berencana membuat fitur penjadwalan pesanan GoRide dan GoCar, perubahan titik jemput, menyimpan alamat, serta transportasi yang dipersonalisasi.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia Harya S Dillon mencatat, permintaan layanan transportasi online meningkat saat PSBB diperlonggar. "Tahun ini menuju pemulihan (karena ada vaksin virus corona)," katanya. Namun, order layanan tidak serta merta meningkat. 

Penyedia layanan transportasi online seperti Gojek menurutnya tetap harus berinovasi, terutama untuk masalah protokol kesehatan. "Vaksin ini awal yang baik, tapi masih tetap dibutuhkan protokol kesehatan, tidak langsung bisa berkerumun," ujarnya.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan