Jelang IPO, Grab Dikabarkan Disuntik Modal Investor Korea Selatan

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi mitra pengemudi Grab
19/2/2021, 09.32 WIB

Decacorn asal Singapura, Grab dikabarkan meraih pendanaan dari perusahaan modal ventura berbasis di Korea Selatan, Signet Partners. Investasi ini didapat saat pesaing Gojek itu disebut-sebut berencana menawarkan saham perdana alias IPO.

Besaran dananya tidak disebutkan. Namun, pendanaan dari Signet Partners itu bertujuan memperluas jangkauan investasi ke Asia Tenggara.

Signet Partners merupakan anak usaha dari perusahaan ritel Shinsegae Group yang didirikan pada Juli 2020. Modal ventura ini berinvestasi di korporasi busana asal Amerika Serikat (AS) Entireworld dan asal Korea Selatan Ably Corporation, serta Homes.

"Signet Partners akan terus berinvestasi kepada startup yang menjanjikan, baik di dalam maupun luar negeri," kata seorang pejabat Signet Partners yang tidak disebutkan namanya dikutip dari Tech In Asia, Kamis (18/2).

Selain Signet, Grab mendapatkan investasi dari perusahaan modal ventura asal Korea Selatan, Stic Investment tahun lalu. Nilainya US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun.

Kini, Grab kembali memperoleh pendanaan dari investor Korea Selatan. Ini juga didapat di saat decacorn itu dikabarkan akan IPO di bursa saham Amerika Serikat (AS) pada paruh kedua tahun ini.

Startup jumbo itu pun telah menunjuk Morgan Stanley dan JPMorgan Chase and Co. “Mereka dipilih oleh Grab untuk membantu dalam menyelesaikan proses IPO," ujar sumber yang mengetahui masalah tersebut dikutip dari Bloomberg, bulan lalu (25/1).

Grab disebut-sebut menargetkan US$ 2 miliar atau Rp 28,2 triliun lewat IPO. Sumber Bloomberg mengatakan, rincian penawaran dapat berubah seiring pertimbangan-pertimbangan yang dikaji berikutnya.

Decacorn itu juga mendorong kinerja bisnis di tengah rencana penawaran saham perdana. "Total pendapatan bersih Grab melonjak sekitar 70% secara tahunan (year on year/yoy) pada tahun lalu," kata Presiden Grab Ming Maa, dikutip dari Tech In Asia, Januari lalu (4/1). 

Perusahaan juga mengklaim pendapatan anak usaha di bidang keuangan yakni Grab Financial Group (GFG) tumbuh 40% yoy pada tahun lalu. GFG pun meraih pendanaan seri A US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,2 triliun.

Investasi itu dipimpin oleh Hanwha Asset Management Korea Selatan. Investor lain yang terlibat dalam putaran pendanaan yakni K3 Ventures, GGV Capital, Arbor Ventures, dan Flourish Ventures.

“Kami menggalang dana khusus untuk GFG karena terlepas dari pertumbuhan bisnis yang kuat, kenyataannya jutaan orang dan bisnis kecil masih kekurangan akses yang terjangkau dan transparan ke layanan keuangan,” kata Senior Managing Director GFG Reuben Lai dikutip dari siaran pers, bulan lalu (14/1).

Sedangkan secara keseluruhan, Grab mengklaim bahwa pendapatan pulih 100% seperti sebelum ada pandemi virus corona. Ini ditopang oleh strategi decacorn yang berfokus menyasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan