Decacorn Tanah Air, Gojek dan unicorn Tokopedia disebut-sebut sudah menandatangani kesepakatan jual beli saham saham bersyarat atau conditional sales and purchase agreement (CSPA) untuk merger. Namun, manajemen Tokopedia menolak mengomentari kabar tersebut.
VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak menyatakan kabar tersebut tidak benar. “Kami tidak berkomentar atas spekulasi pasar,” kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (10/3).
Hal senada disampaikan oleh Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita. “Kami tidak dapat memberikan komentar terhadap rumor yang beredar,” ujar dia.
Sebelumnya, sumber D-Insights menyampaikan bahwa kedua startup jumbo tersebut sudah menyepakati CSPA. Poin dari kesepakatan ini, Gojek akan memegang 60% saham entitas gabungan, Tokopedia sisanya.
Sumber Bloomberg mengatakan, Gojek dan Tokopedia telah membahas berbagai skenario kemungkinan merger. Salah satunya, membentuk entitas gabungan yang memungkinkan keduanya mempertahankan merek masing-masing.
Keputusan itu juga akan mengacu pada rencana penawaran saham perdana ke publik alias IPO entitas gabungan di bursa Amerika Serikat (AS) dan Indonesia. Salah satu skenario yang dikaji yakni menggabungkan kedua perusahaan sebelum IPO di bursa Indonesia dan AS.
Skenario lainnya, Tokopedia akan IPO terlebih dahulu di bursa Indonesia. Lalu bergabung dengan Gojek sebelum mendaftarkan entitas gabungan di Negeri Paman Sam.
Sumber lainnya mengatakan, kedua startup jumbo itu meninjau opsi terkait bisnis pembayaran OVO. Ini karena Tokopedia dan afiliasinya memiliki 41% saham OVO, sementara Gojek mempunyai GoPay.
Seorang eksekutif yang terlibat dalam diskusi tersebut mengatakan, jika merger kedua startup ‘super’ itu berhasil, maka Tokopedia berpotensi menjual sahamnya di OVO. Eksekutif yang dimaksud bekerja di dewan direksi salah satu perusahaan, tetapi menolak disebutkan namanya.
Valuasi Gabungan Gojek dan Tokopedia Lampaui Telkom
Meski Tokopedia dan Gojek enggan berkomentar, beberapa analis sudah memproyeksikan valuasi gabungan keduanya. CLSA Sekuritas misalnya, memperkirakan nilai kapitalisasi pasar entitas gabungan ini US$ 35 miliar – US$ 40 miliar (Rp 504 triliun – Rp 576 triliun).
Jika proyeksi itu benar, maka nilainya melebihi Telkom Rp 329 triliun dan Bank Mandiri Rp 302 triliun. Namun, di bawah BCA sekitar Rp 838 triliun dan BRI Rp 585 triliun.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, besarnya valuasi gabungan Gojek dan Tokopedia dapat menambah daya tarik investor untuk berinvestasi, jika keduanya IPO.
"Potensi mereka cukup bagus karena menghasilkan gabungan data perjalanan, pengantaran, dan belanja." katanya kepada Katadata.co.d, Rabu (10/3). “Keduanya bisa menguasai pasar belanja dan pengantaran barang di Indonesia.”
Hal senada disampaikan oleh pendiri firma penasihat akuntansi dan keuangan Jidobox Masana Takahashi. "Mereka (investor) tahu Indonesia memiliki populasi yang besar dan ekonomi yang berkembang. Maka, mereka tertarik untuk membeli saham teknologi Indonesia," katanya dikutip dari KrAsia, dua pekan lalu (1/3).
Namun, menurutnya investor institusional cenderung kurang tertarik untuk berinvestasi di perusahaan teknologi seperti Gojek dan Tokopedia. "Mereka akan membangun portofolio untuk melindungi nilai risiko, sehingga lebih memilih perusahaan yang memainkan peran penting dalam perekonomian negara," ujarnya.