Gojek berencana meningkatkan investasinya di Asia Tenggara, selain Indonesia. Decacorn ini pun mempelajari pasar di masing-masing negara untuk mematangkan ekspansi setelah pandemi Covid-19 usai.
Co-CEO Gojek Andre Soelistyo mengatakan, perusahaan selalu ingin berekspansi setiap tahun. "Akan tetapi, saat ini kami masih melihat kesempatan. Kami mempelajari peluang negara satu per satu," katanya dalam acara Katadata Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2021 bekerja sama dengan East Ventures, Selasa (23/3).
Selain itu, ekspansi saat pandemi corona dinilai sulit. Ini karena operasional dan mobilitas untuk menjajaki pasar di negara tujuan terbatas. Sedangkan, "banyak (hal terkait) operasional yang harus kami siapkan," ujarnya.
Selama pandemi virus corona, perusahaan berfokus memperkuat layanan dan kinerja bisnis di pasar yang sudah ada. "Setelah itu, baru kami melihat peluang untuk tumbuh di negara lain," ujar dia.
Andre menyampaikan, perusahaan sudah memperbaiki struktur bisnis di masing-masing pasar sejak tahun lalu. Salah satunya, mengubah nama layanan di setiap negara operasional, sehingga namanya sama yakni Gojek.
Sebelumnya, Gojek hadir di Thailand dengan nama GET. Sedangkan di Vitenam GoViet.
Penamaan yang sama di setiap negara Gojek beroperasi itu bertujuan memudahkan proses integrasi aplikasi.
Selain itu, Gojek menilai bahwa bisnis di Singapura mulai pulih. “Ada perkembangan dan pemulihan yang lebih cepat," ujar Andre.
Sebelumnya, co-CEO Gojek Kevin Aluwi menyampaikan bahwa perusahaan ingin mengembangkan bisnis di Asia Tenggara. “Salah satu fokus utama tahun ini yaitu benar-benar memperluas jejak kami di luar Indonesia,” kata dia dalam program ‘Squawk Box Asia’ CNBC Internasional, Januari lalu (27/1).
Kevin mengatakan, investasi yang dikeluarkan oleh Gojek di luar Indonesia relatif kecil. Di satu sisi, pasar di beberapa negara di Asia Tenggara mulai pulih di tengah pandemi corona.
“Ini tahun di saat kami sangat ingin melebarkan sayap, menjadi perusahaan regional dan global,” kata Kevin. “Kami benar-benar berpikir bahwa 2021 akan menjadi tahun pertumbuhan.”
Rencana ekspansi Gojek tersebut dilakukan di tengah kabar merger dengan perusahaan e-commerce Tanah Air, Tokopedia. Sumber D-Insights menyampaikan bahwa kedua startup jumbo ini sudah menandatangani kesepakatan jual beli saham saham bersyarat atau conditional sales and purchase agreement (CSPA) untuk merger.
Poin dari kesepakatan ini, Gojek akan memegang 60% saham entitas gabungan, Tokopedia sisanya.
Sumber Bloomberg sebelumnya mengatakan, Gojek dan Tokopedia telah membahas berbagai skenario kemungkinan merger. Salah satunya, membentuk entitas gabungan yang memungkinkan keduanya mempertahankan merek masing-masing.
Keputusan itu juga akan mengacu pada rencana penawaran saham perdana ke publik alias IPO entitas gabungan di bursa Amerika Serikat (AS) dan Indonesia. Salah satu skenario yang dikaji yakni menggabungkan kedua perusahaan sebelum IPO di bursa Indonesia dan AS.
Skenario lainnya, Tokopedia akan IPO terlebih dahulu di bursa Indonesia. Lalu bergabung dengan Gojek sebelum mendaftarkan entitas gabungan di Negeri Paman Sam.
The pandemic has led Indonesia to revisit its roadmap to the future. This year, we invite our distinguished panel and audience to examine this simple yet impactful statement:
Reimagining Indonesia’s Future
Join us in envisioning a bright future for Indonesia, in a post-pandemic world and beyond at Indonesia Data and Economic Conference 2021. Register Now Here!