Perusahaan e-commerce Shopee membuat fitur baru yakni #ShopeePilihLokal. Fitur itu dibuat untuk memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mengembangkan usahanya.
Direktur Eksekutif Shopee Indonesia Handhika Jahja mengatakan, fitur #ShopeePilihLokal merupakan wadah permanen khusus bagi UMKM lokal. Mereka yang bergabung dalam fitur itu merupakan penjual dari merek (brand) lokal sampai UMKM perorangan.
Dalam fitur itu, UMKM lokal bisa melakukan promosi khusus dengan beragam diskon. "Fitur ini jadi sebuah wadah untuk kami dorong pembeli masuk melalui promosi dan diskon yang menarik," kata Handhika dalam konferensi pers virtual pada Senin (19/4).
Shopee terlebih dahulu melakukan kurasi sebelum UMKM lokal masuk ke fitur baru tersebut. Sehingga, pembeli akan mendapatkan produk UMKM lokal yang eksklusif atau koleksi pilihan.
Melalui fitur ini, penjual juga bisa berkolaborasi dengan penjual lagi di satu ekosistem yang sama. "Jadi wadah juga buat kolaborasi agar masing-masing UMKM brand value-nya naik," katanya.
Pada awal peluncuran, Shopee memberikan diskon hingga 80% dan berbagai voucer untuk mendongkrak transaksi UMKM lokal.
Sebelumnya, Shopee juga telah membuat kanal khusus buat fasilitas ekspor UMKM lokal, yakni Kreasi Kreasi Nusantara dari Lokal untuk Global. Produk UMKM itu bakal diekspor ke lima negara tujuan yaitu Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Filipina.
Shopee telah menggaet 180 ribu UMKM lokal untuk mengikuti program tersebut. Sedangkan, ada 1,5 juta produk yang telah diekspor melalui Shopee.
Head of Public Policy and Government Relations Shopee Radityo Triatmojo mengatakan, tidak hanya memfasilitasi ekspor lewat kanal Kreasi Kreasi Nusantara dari Lokal untuk Global, Shopee juga memberikan pendampingan pada UMKM binaan.
Dalam memberikan pendampingan, Shopee bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga untuk mendorong kesiapan dan kualitas mereka. "Kami memberikan pembekalan seperti cara pengemasan produk dan cara pengiriman," katanya dua pekan lalu (1/4).
Shopee juga meluncurkan program yang bertajuk "500.000 Eksportir Baru" pada awal Maret 2021 dan ditargetkan rampung pada 2030. Perusahaan berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti KADIN, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) dan Bank Indonesia (BI).
Sebanyak 98,1% dari empat juta penjual aktif di platform Shopee yang merupakan UMKM. Selain itu, hanya 0,1% pedagang lintas negara.
Produk dari penjual lokal pun masih mendominasi di Shopee yakni 97%. Secara rinci, penjualan produk UMKM di dalam ekosistem 71,4 %, lintas negara 3%, dan sisanya pedagang besar lokal.
Namun, peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef Nailul Huda mengatakan bahwa produk impor yang mendominasi penjualan di platform e-commerce. “Perkiraan saya, produk lokal hanya 4-5% saja pangsa pasarnya di platform," kata dia kepada Katadata.co.id, Februari lalu (18/2).
Dia mempertimbangkan banyaknya pengecer atau reseller yang menjual barang impor. Mereka terhitung sebagai pedagang lokal, meski produk yang dijual merupakan impor.
Pada 2019, Kemenperin juga pernah menyatakan bahwa 90% produk yang dijual di e-commerce merupakan impor. Namun, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) membantah hal itu dan menyebutkan bahwa impor barang per paket yang penjualnya berasal dari luar negeri hanya 0,42%.
Berdasarkan laporan JP Morgan berjudul ‘E-Commerce Payments Trend: Indonesia’ pada 2019 pun menunjukkan, hanya 7% konsumen yang membeli produk impor di e-commerce. Namun, penjualan lintas batas berkontribusi 20%.
Barang impor yang dibeli melalui di e-commerce paling banyak dari Tiongkok, kemudian Singapura dan Jepang. Sayangnya, JP Morgan tidak memerinci nilainya.