Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali menggelar program akselerasi bagi startup, yang disebut Baparekraf for Startup (BEKUP). Kementerian menargetkan 400 perusahaan rintisan di Jakarta, Pekanbaru, Yogyakarta, Manado, dan Malang.
Menteri Parekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, BEKUP bertujuan mendukung dan mengembangkan ekosistem startup di Indonesia. Dengan begitu, akan muncul perusahaan rintisan dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar atau unicorn baru.
“Pemerintah tidak hanya sebagai regulator, tapi fasilitator dan akselerator. Mendukung peningkatan startup guna mengembangkan potensi masyarakat,” kata Sandi saat konferensi pers virtual, Selasa (27/4).
Berdasarkan data CB Insights, Indonesia memiliki lima unicorn yakni Bukalapak, Tokopedia, Traveloka, OVO, dan yang terbaru J&T Express. Selain itu, ada satu decacorn atau valuasi di atas US$ 10 miliar yaitu Gojek.
Sandi mengatakan, potensi ekonomi digital Indonesia besar. Oleh karena itu, ia optimistis Nusantara tetap menarik di mata investor.
Cento Ventures mencatat, pendanaan ke startup Asia Tenggara turun 3,5% yoy menjadi US$ 8,2 miliar tahun lalu. Berdasarkan nilainya, Indonesia berkontribusi 70% terhadap total pendanaan. Lalu Singapura (14%), Malaysia (5%), Thailand (5%), Vietnam (4%), dan Filipina (2%).
Sedangkan dari sisi jumlah kesepakatan investasi, Singapura memimpin dengan porsi 37%. Lalu Indonesia (27%), Vietnam (14%), Malaysia (12%), Thailand (6%), dan Filipina (5%).
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Muhammad Neil El Himam mengatakan, BEKUP tahun ini dibagi menjadi dua tipe yakni akselerasi startup BEKUP Academy dan mencetak mentor lewat Mentor Traning Program.
Startup yang selesai mengikuti program BEKUP akan difasilitasi untuk mendapatkan pendanaan. Kementerian akan menghubungkan pimpinan perusahaan dengan modal ventura dan perusahaan lainnya.
Program BEKUP sudah digelar sejak 2016. Selama lima tahun terakhir, kementerian mengakselerasi 750 pre-startup di 20 kota.