WeTV dari Tencent menyiapkan tiga strategi untuk bisa bersaing dengan Netflix di Indonesia. Penyedia layanan video on-demand (VoD) ini gencar menggaet produser film ternama hingga membuat fitur eksklusif.
Executive Producer & Country Head WeTV dan iFlix Indonesia Lesley Simpson mengatakan, perusahaan ingin menyediakan layanan yang berbeda dibanding pesaing, termasuk Netflix. Oleh karena itu, korporasi menyiapkan tiga strategi yakni:
1. Gencar menggaet produser film Tanah Air
"Kami bekerja sama dengan produser film. Kami lihat rekam jejak (track record) misalnya, apakah penjualan di layar lebar sukses. Lalu kami bawa mereka ke layar digital," kata Lesley saat konferensi pers virtual, Senin (6/9).
Yang terbaru, perusahaan menggandeng produser Rocky Soraya melalui rumah produksi Hitmaker Studios. Kerja sama ini menghasilkan series lokal bertajuk Little Mom yang akan muncul di tayangan original WeTV.
Hasil kerja sama WeTV dengan beberapa produser lokal lainnya dan sudah tayang yakni My Lecturer My Husband, Imperfect the Series hingga Antares.
2. Meluncurkan beragam fitur eksklusif
"Kami menyiapkan fitur dengan kemampuan teknologi yang sangat maju untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan," kata Lesley.
Yang teranyar, WeTV membuat fitur komentar bareng atau 'kombar'. Lesley menyampaikan, masyarakat tetap ingin mendapatkan sensasi menonton bersama dengan rekan meskipun secara online.
Sedangkan kerumunan dilarang selama pandemi corona. "Melalui fitur komentar, pengguna tidak merasa menonton sendirian," ujar dia.
3. Menawarkan banyak pilihan paket menonton
Salah satunya, WeTV membuat layanan gratis dengan konten terbatas. Lalu, ada juga layanan khusus yang berbayar atau Very Important Person (VIP).
WeTV masuk ke pasar streaming film Asia Tenggara, termasuk Indonesia, karena potensinya besar. Durasi streaming video di regional, khususnya melalui gawai meningkat saat pandemi Covid-19.
Pada kuartal I, ragam penyedia layanan siaran video mampu mengeruk 550 miliar menit. Lalu meningkat 19% menjadi 657 miliar menit pada kuartal II.
Secara garis besar, platform VoD di Asia Tenggara mengalami kenaikan durasi siaran selama semester I 2020.
WeTV sendiri mencatatkan pertumbuhan durasi streaming tertinggi kedua yakni 68%. Pertumbuhannya lebih besar dibandingkan Netflix 59%.
Di pasar Indonesia, Statista memperkirakan pendapatan VoD US$ 304 juta atau Rp 4,3 triliun tahun lalu. Tingkat pertumbuhan tahunan alias Compound Annual Growth Rate (CAGR) VoD 9,6% pada 2024. Sedangkan volume pasar diprediksi US$ 439 juta atau Rp 6,3 triliun.
Penetrasi pengguna VoD di Indonesia tumbuh 8,4% tahun lalu. Pertumbuhannya diproyeksikan mencapai 19,4% pada 2024, dengan pendapatan rata-rata per pengguna US$ 7,35 atau Rp 106 ribu.
Selain WeTV, Tencent merambah bisnis streaming film lewat iFlix. Raksasa teknologi Cina ini membeli iFlix tahun lalu.
Itu untuk memperkuat layanan streaming film di Asia Tenggara. “Katalog iFlix dengan konten internasional, lokal, dan asli memungkinkan untuk memperluas jangkauan layanan streaming video,” kata perusahaan dikutip dari Reuters, pada Juni tahun lalu (25/6/2020).