Divestasi OVO Belum Tuntas, GoTo Perpanjang Putaran Pendanaan pra-IPO

Tokopedia
Ikon aplikasi GoTo
Editor: Yuliawati
14/9/2021, 17.32 WIB

Entitas gabungan Gojek dan Tokopedia, GoTo, dikabarkan akan memperpanjang masa penutupan putaran pendanaan (closing fund raising) sebelum mencatatkan penawaran saham perdana ke publik atau pre-IPO. Salah satu alasan perpanjangan putaran pendanaan karena belum beresnya divestasi saham startup teknologi finansial (fintech) pembayaran OVO.

Para investor kedua perusahaan sebenarnya berniat menutup putaran pendanaannya  dan bersiap untuk IPO. Namun, dilansir dari DealStreatAsia, berdasarkan sumber yang mengetahui masalah tersebut, putaran pendanaan tersebut berlanjut. "Mereka belum menutup putaran pendanaan karena menunggu selesainya divestasi OVO," demikian dikutip dari DealStreatAsia pada akhir pekan lalu (10/9).

Katadata.co.id, sudah meminta tanggapan kepada pihak GoTo terkait kabar perpanjangan masa penutupan putaran pendanaan tersebut. Namun, hingga berita ini diterbitkan, belum ada juga tanggapan dari GoTo.

Proses divestasi OVO tersebut sangatlah penting dalam syarat IPO. "Jika divestasi belum tuntas, mereka tidak dapat melanjutkan proses IPO," dikutip dari DealStreatAsia.

DealStreatAsia menyebutkan proses divestasi antara pemegang saham Ovo dan Elang Mahkota Teknologi (Emtek) Group dikabarkan telah mencapai kesepakatan dan rencananya akan diumumkan dalam waktu dekat.  

Setelah Tokopedia-Gojek sepakat merger, divestasi OVO dari Tokopedia merupakan agenda utama perusahaan. Gojek mempunyai platform pembayaran mereka sendiri, yang juga pesaing OVO, yakni GoPay. Setelah membuat GoTo, keduanya juga mempunyai ekosistem layanan keuangan yang terintegrasi yakni GoTo Financial.

DealStreetAsia melaporkan saat ini Tokopedia dan afiliasinya masih memiliki 41% saham di OVO. Rinciannya yakni Tokopedia mempunyai 36,1% saham di induk OVO, Bumi Cakrawala Perkasa.

Lalu, co-founder Tokopedia Leontinus Alpha Edison dan William Tanuwijaya memiliki 5% saham melalui PT Wahana Innovasi Lestari yang diakuisisi dari Grab pada Februari 2020. Sedangkan Grab Inc menguasai 39,2% saham di induk OVO.

Secara perlahan, Tokopedia mulai mengurangi keterlibatan OVO. E-commerce ini menambahkan layanan bayar kemudian atau paylater milik Gojek, GoPayLater di platform. Padahal, sejak 2019, Tokopedia juga menggandeng Taralite dalam membuat layanan paylater. Teralite diakuisisi oleh OVO pada Maret 2019.

Melalui Teralite, e-commerce bernuansa hijau itu meluncurkan fitur OVO PayLater di platform. Dengan layanan ini, pengguna Tokopedia dapat berbelanja dan membayarnya di kemudian hari.

Namun, layanan OVO Paylater sempat dibekukan di Tokopedia pada tahun lalu. Alasannya, situasi pandemi Covid-19.

Tokopedia juga kini tidak lagi menerapkan program loyalitas OVO Points sejak April 2021. Pengguna kemudian diarahkan menggunakan TokoPoints untuk menyimpan cashback berupa poin saat berbelanja. Meski begitu, uang kembali sebelumnya masih dapat disimpan ke OVO Point.

Senior Lead Product Manager Retention & Loyalty Tokopedia Gabriella Kawilarang menjelaskan bahwa perusahaan memang meluncurkan kembali program loyalitas TokoPoints.

“Ini untuk meningkatkan pengalaman berbelanja pengguna dan memberikan keuntungan lebih banyak di dalam ekosistem Tokopedia," kata Gabriella, pada April lalu.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan