Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menghadirkan fitur pada aplikasi PeduliLindungi di Gojek, Tokopedia hingga Grab bulan depan. Gojek dan Tokopedia menyampaikan, ada data pengguna yang dikumpulkan dan disimpan.
VP of Corporate Communications Gojek Audrey P Petriny menyampaikan, fitur PeduliLindungi akan hadir di aplikasi Gojek, Tokopedia, dan GoPartner. “Ini merupakan upaya GoTo mendukung pemerintah dalam penanganan Covid-19,” kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa malam (28/9).
Melalui kolaborasi tersebut, masyarakat akan dapat melakukan check-in dan check-out setiap berkunjung ke tempat umum lewat fitur PeduliLindungi yang ada di aplikasi Gojek, Tokopedia, dan GoPartner mulai bulan depan.
Ia mengatakan, proses verifikasi dan pengelolaan sistem PeduliLindungi sepenuhnya dilakukan oleh Kemenkes. “GoTo selalu berkoordinasi dengan kementerian terkait sistem aplikasi PeduliLindungi termasuk perihal keamanan data pribadi,” katanya.
Berdasarkan laman resmi, fitur PeduliLindungi yang ada di aplikasi Gojek dan Tokopedia, tidak menyimpan data pribadi. Ini hanya meneruskan data pengguna ke sistem PeduliLindungi dan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) untuk melakukan validasi Nomor Induk Kependudukan (NIK).
“Data pribadi dikirimkan langsung secara aman ke PeduliLindungi dengan standar industri terkait keamanan transmisi data,” demikian dikutip dari laman Gojek.
Sedangkan data yang dikumpulkan dan disimpan oleh Gojek dan Tokopedia hanya berupa token terenkripsi. Ini pun dari data pengguna yang sudah melakukan validasi NIK.
“Token terenkripsi itu secara desain tidak dapat digunakan oleh Gojek dan Tokopedia untuk mengidentifikasi pengguna secara individu,” demikian dikutip.
Data itu tidak disimpan di server Gojek dan Tokopedia. Kedua aplikasi juga tidak menyimpan data lokasi saat check-in dan check-out ataupun meneruskannya ke sistem lain.
Selain Gojek dan Tokopedia, Kemenkes menggaet Grab, Traveloka, Dana, Cinema XXI, LinkAja, Tiket.com, JAKI untuk mengintegrasikan fitur PeduliLindungi. Chief Digital Transformation Office Kemenkes Setiaji menyampaikan, ini bertujuan mempermudah masyarakat.
“Itu akan diluncurkan Oktober. Ada proses sehingga kami memerlukan beberapa model untuk bisa diakses setiap orang,” kata Setiaji dalam keterangan tertulis, Senin (27/9).
Kemenkes mencatat, PeduliLindungi diakses hampir sembilan juta orang. Aplikasi ini sudah diunduh 48 juta kali. Selain itu, rata-rata digunakan 55 juta kali per bulan.
Pemerintah menggunakan PeduliLindungi untuk memindai status Covid-19 pengunjung area publik. Sejauh ini, ada 5.241 orang positif virus corona atau melakukan kontak erat, yang mengunjungi area publik.