Traveloka menggaet Pegadaian meluncurkan produk keuangan baru, yakni tabungan emas. Layanan ini dinilai potensial mendongrak transaksi.
VP Marketing Financial Services & Transport Traveloka Andhini Putri mengatakan, Tabungan Emas Pegadaian tersedia dan dapat diakses melalui aplikasi Traveloka. Pengguna bisa menggunakan produk baru ini pada kategori Finansial.
Melalui produk baru itu, pengguna bisa menabung emas mulai dari Rp 10 ribu. Transaksi atau pembelian bisa melalui transfer bank, internet banking hingga layanan pembayaran milik Traveloka, UANGKU.
Pengguna dapat melakukan penarikan uang tunai atau withdraw hasil tabungan di lebih dari 150 mitra perbankan Traveloka. Pengguna juga bisa memilih untuk mencetak emas fisik di Pegadaian.
"Kami menawarkan kemudahan investasi emas, dengan akses ke aplikasi kapan saja di platform," kata Andhini dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/11).
Andhini mengatakan, Traveloka mengembangkan produk tabungan emas karena potensinya besar. Menurutnya, emas menjadi salah satu pilihan instrumen investasi yang rendah risiko dan nilai aset yang cenderung stabil.
Emas juga cocok bagi para investor pemula, terutama generasi milenial dan Gen Z. "Kami percaya bahwa pemanfaatan teknologi yang tepat dapat memperluas akses masyarakat terhadap instrumen investasi, termasuk emas. Ini yang mendasari kami untuk bermitra dengan Pegadaian," katanya.
President Traveloka Caesar Indra menambahkan, Traveloka mengembangkan produk emas untuk memperluas cakupan layanan keuangan. "Sebagai bagian dari gaya hidup," ujar Indra.
Di pasar Indonesia, Traveloka menyediakan sejumlah layanan keuangan, seperti UANGKU, bayar kemudian atau paylater, manajemen kekayaan hingga asuransi.
Untuk produk paylater, Traveloka berkerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Unicorn ini telah menyalurkan kredit Rp 556,8 miliar per Juni. Jumlah pengguna tembus 49.053 orang dengan outstanding Rp 433,7 miliar.
Upaya Traveloka mengembangkan bisnis keuangan seiring dengan rencana pencatatan saham perdana ke publik atau IPO tahun depan.
Namun Traveloka dikabarkan membatalkan pembicaraan soal IPO lewat perusahaan ‘cek kosong’ alias SPAC Bridgetown Holdings Ltd. Kabar tersebut pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg.
“Dewan direksi Traveloka memutuskan untuk tidak melanjutkan IPO melalui SPAC,” kata beberapa sumber yang mengetahui masalah itu dikutip dari Bloomberg, pada September (6/9).
“Itu karena antusiasme di pasar SPAC telah berkurang,” ujar mereka yang enggan disebutkan namanya karena persoalan diskusi itu bersifat pribadi. “Traveloka kemungkinan akan mengeksplorasi IPO melalui penawaran umum perdana tradisional di Amerika Serikat (AS) sebagai gantinya.”
Namun salah satu sumber Bloomberg menyampaikan, Traveloka dapat meninjau kembali pembicaraan dengan Bridgetown maupun perusahaan ‘cek kosong’ lain. “Jika pasar pulih,” kata dia. “Kedua belah pihak akan terus memantau situasi dalam beberapa minggu mendatang.”
Traveloka melakukan pembicaraan dengan Bridgetown sejak sekitar April. Bloomberg melaporkan, kesepakatan merger di antara keduanya bisa menghasilkan valuasi sekitar US$ 5 miliar jika terwujud.
Bridgetown didukung oleh miliarder Richard Li dan Peter Thiel. Perusahaan akuisisi bertujuan khusus ini sebelumnya juga dikabarkan berdiskusi dengan Tokopedia untuk merger.
Namun, Tokopedia justru bergabung dengan Gojek dan membentuk entitas baru bernama GoTo.