Gojek akan menambah layanan baru di Singapura dalam beberapa bulan ke depan. Ini dilakukan untuk memperluas pangsa pasar dan bersaing dengan decacorn tuan rumah, Grab.
General Manager Gojek Singapura Lien Choong Luen mengatakan, perusahaan berencana memperkenalkan lebih banyak layanan di Singapura, selain layanan berbagi tumpangan (ride hailing). "Ini akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan," katanya dikutip dari Channel News Asia, Senin (15/11).
Namun, Lien tidak memerinci layanan apa yang akan dikembangkan Gojek di negeri jiran itu. Ia hanya mengatakan, layanan baru tersebut bakal terungkap setelah tanggal peluncuran terkonfirmasi.
Pada 2019, Co-CEO Gojek yang sekarang menjabat sebagai CEO GoTo Andre Soelistyo sempat menyinggung rencana perluasan layanan di Singapura. Selain layanan transportasi, Gojek akan menawarkan pesan-antar makanan (food delivery), kebutuhan pokok (groceries) hingga keuangan, seperti pesaingnya Grab.
Namun, Andre saat itu menyampaikan Gojek bakal memperluas layanan di Singapura secara hati-hati.
Lien mengatakan bahwa perluasan layanan itu didukung oleh merger Gojek dengan Tokopedia dan membentuk entitas baru, GoTo di Indonesia. "Ini kabar yang sangat baik," kata Lien.
Menurutnya, merger akan menambah banyak energi dalama meningkatkan kemampuan di semua pasar.
Apalagi GoTo telah mendapatkan suntikan dana US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 18,6 triliun dalam penggalangan dana pra-IPO termasuk dari investor asal Uni Emirat Arab, Abu Dhabi Investment Authority.
Ia juga optimis Gojek mampu memperluas pasar di Singapura, sebab saat ini Gojek hanya fokus di dua pasar luar negeri.
Sebelumnya, Gojek telah melakukan divestasi operasi bisnis di Thailand kepada AirAsia US$ 50 juta. Decacorn Tanah Air ini memutuskan melepas operasional di Negeri Gajah Putih untuk berfokus menggarap pasar Singapura dan Vietnam.
"Ini memungkinkan Gojek mengalokasikan, tidak hanya lebih banyak investasi dana tetapi juga sumber daya seperti tenaga kerja dan di negara ini," kata Lien.
Lien mengatakan, pangsa pasar Gojek di Singapura terus meningkat. Jumlah mitra pengemudi meningkat 48% pada September dibandingkan tahun lalu (year on year/yoy).
Pada Juni, Gojek mengurangi biaya bagi hasil untuk mitra pengemudi di Singapura dari 20% menjadi 10%. Ini agar mitra pengemudi tidak bergantung pada insentif.
Gojek Singapura juga menerapkan tarif tetap S$ 3 atau sekitar Rp 32 ribu untuk penjemputan sejauh tiga kilometer atau lebih. Selain itu, menetapkan target jam sibuk harian yang baru.
Perusahaan penyedia layanan on-demand itu mengklaim, kebijakan itu akan meningkatkan pendapatan mitra hingga S$ 100 atau Rp 1 juta selama jam sibuk. Aturan anyar ini akan diterapkan pada 21 Juni dan berlangsung setidaknya hingga 2022.
Gojek hadir di Singapura sejak Januari 2019. Selain Singapura, Gojek berekspansi ke Vietnam dengan nama GoViet pada 2018. Kemudian, pada pertengahan tahun lalu, perusahaan mengubah nama di pasar Vietnam menjadi Gojek.
Decacorn itu juga telah menguji coba layanan transportasi di Malaysia dengan menggaet perusahaan lokal, Dego Ride pada awal tahun lalu.
CEO Gojek Kevin Aluwi juga mengatakan bahwa perusahaan berencana gencar investasi di luar Indonesia pada tahun ini. "Ini tahun di saat kami sangat ingin melebarkan sayap, menjadi perusahaan regional dan global,” katanya dalam program ‘Squawk Box Asia’ CNBC Internasional, dikutip Januari (27/1).
Kevin menyampaikan, perusahaan ingin mengembangkan bisnis di Asia Tenggara. "Salah satu fokus utama tahun ini yaitu benar-benar memperluas jejak kami di luar Indonesia,” katanya.
Kevin mengatakan, investasi yang dikeluarkan oleh Gojek di luar Indonesia relatif kecil. Di satu sisi, pasar di beberapa negara di Asia Tenggara mulai pulih di tengah pandemi corona.
"Kami benar-benar berpikir bahwa 2021 akan menjadi tahun pertumbuhan," ujarnya.