Google: Tren IPO Startup di RI Akan Mendorong Investasi Tahun Depan

Adi Maulana Ibrahim |Katadata
Nilai tukar rupiah dan dolar
17/11/2021, 15.55 WIB

Google, Temasek, dan Bain menilai, tren pencatatan saham perdana alias IPO menjadi faktor pendorong pendanaan ke startup Indonesia tahun depan. Perusahaan rintisan Indonesia meraih investasi US$ 4,7 miliar atau Rp 67 triliun pada semester I 2021.

Perolehan investasi selama enam bulan pertama 2021 melampaui setahun penuh dalam empat tahun terakhir. Ini tertuang dalam laporan bertajuk e-Conomy SEA 2021.

Google dan Temasek memperkirakan, pendanaan ke startup Indonesia meningkat tahun depan. Ini karena adanya tren IPO.

Managing Director Telecommunications, Media & Technology and South East Asia Temasek Fock Wai Hoong mencatat, ada banyak startup Indonesia yang berencana IPO. “Setelah Bukalapak sukses go public, banyak perusahaan rintisan yang mencoba listing. Kredivo misalnya," katanya dalam konferensi pers virtual pada Rabu (17/11).

Rencana IPO itu dinilai meningkatkan minat investor dalam berinvestasi di startup Indonesia tahun depan. "Kami berharap dapat meningkatkan investasi kami di berbagai perusahaan digital terbaik di Asia Tenggara," katanya.

Di Indonesia, ada satu unicorn yang sudah mencatatkan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni Bukalapak, pada Agustus (6/8). Setidaknya, ada delapan startup lain yang berencana IPO, yakni:

  1. Gabungan Gojek dan Tokopedia, GoTo
  2. Kredivo
  3. Tiket.com
  4. Traveloka
  5. TaniHub Group
  6. Warung Pintar
  7. Blibli
  8. OnlinePajak

Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf menilai, akan banyak opsi bagi investor dalam berinvestasi di startup Indonesia tahun depan. "Bagi investor, IPO akan membuat 'dry powder' semakin besar," katanya.

Dry powder dianggap sebagai surat berharga yang sangat likuid seperti uang tunai. Dry powder juga dapat merujuk pada cadangan kas yang disimpan oleh investor untuk kemudian diinvestasikan.

Selain tren IPO, Rendy menilai investasi ke startup tahun depan akan dipengaruhi ekosistem sejumlah sektor yang semakin matang dan meluas. "Tahun depan, bicara e-commerce bukan hanya dari sisi marketplace, tapi bisa dari sisi logistik juga," kata Randy.

Sebelumnya, Google, Temasek, dan Bain dalam laporan bertajuk e-Conomy SEA 2021 memperkirakan, nilai investasi ke startup di Indonesia US$ 4,7 miliar atau Rp 67 triliun pada semester pertama 2021. Angkanya melampaui setahun penuh dalam empat tahun terakhir.

"Nilai transaksi investasi pada paruh pertama 2021 juga melampaui nilai transaksi dalam empat tahun terakhir," demikian dikutip dari laporan tersebut, pekan lalu (10/11).

Pada semester pertama tahun lalu, investasi ke startup Indonesia US$ 2,8 miliar. Sedangkan pada paruh kedua 2020 mencapai US$ 1,6 miliar.

Dari sisi jumlah transaksi, ada 300 pendanaan ke startup Indonesia pada paruh pertama. Jumlahnya meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu 235 kesepakatan

Transaksi investasi untuk startup Tanah Air itu mencakup dari modal ventura, ekuitas swasta, dan investor strategis.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan