10 Startup RI Bidik Pasar Asia Tenggara dan Saingi Unicorn Singapura

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/AWW.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi startup yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).
22/11/2021, 13.18 WIB

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyebutkan bahwa Singapura memimpin dari sisi jumlah unicorn. Namun setidaknya ada 10 startup Indonesia, termasuk Gojek, yang mulai menyasar pasar Asia Tenggara.

Lutfi menyampaikan, nilai ekonomi digital Indonesia memang yang paling besar dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya. Namun menurutnya, Singapura menguasai dari sisi unicorn di Asia Tenggara.

"Jadi, jangan senang dulu. Sebab, yang menguasai unicorn itu bukan Indonesia, tapi Singapura," kata Lutfi dalam acara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), akhir pekan lalu (19/11).

"Indonesia boleh bangga ada Gojek dan Tokopedia, tapi yang terbesar tetap dari Singapura. Meskipun rakyatnya hanya lima juta, tetapi kuasai ekonomi digital di Asia Tenggara," kata Lutfi.

Berdasarkan laporan Credit Suisse awal Oktober, ada 19 startup di ASEAN yang valuasinya naik menjadi lebih dari US$ 1 miliar atau berstatus unicorn tahun ini. Singapura menyumbang 19 dan Indonesia 11 dari total 35 unicorn ASEAN. Rinciannya sebagai berikut:

Pertumbuhan unicorn di ASEAN selama Januari - September 2021 (Strait Times)

Namun berdasarkan data CB Insights, Indonesia memiliki empat unicorn baru yakni J&T Express, OnlinePajak, Ajaib, dan Xendit. Nama OnlinePajak sempat masuk lis CB Insights bertajuk 'The Complete List of Unicorn Companies', tetapi belakangan menghilang.

Selain itu, ada tiga startup yang mengklaim atau dikabarkan memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar yakni Blibli, Tiket.com, dan Kredivo. Sedangkan Ruangguru disebut-sebut hampir menjadi unicorn.

Meski jumlah unicorn di Singapura lebih banyak ketimbang Indonesia, setidaknya ada 10 startup Tanah Air yang merambah pasar luar negeri. Mereka di antaranya:

1. Gojek

Gojek hadir di Singapura sejak Januari 2019 dengan menyediakan layanan berbagi tumpangan (ride hailing) seperti taksi dan ojek online. Decacorn ini akan menambah layanan baru di Singapura dalam beberapa bulan ke depan.

Selain Singapura, Gojek ekspansi ke Vietnam dengan nama GoViet pada 2018. Pada pertengahan tahun lalu, perusahaan mengubah nama di pasar Vietnam menjadi Gojek. 

Gojek juga pernah hadir di Thailand. Namun, Gojek melakukan divestasi operasi bisnis di Thailand kepada AirAsia US$ 50 juta.

Decacorn Tanah Air itu memutuskan melepas operasional di Negeri Gajah Putih untuk berfokus menggarap pasar Singapura dan Vietnam.

Gojek juga menguji coba layanan transportasi di Malaysia dengan menggaet perusahaan lokal, Dego Ride pada awal tahun lalu.

2. Traveloka

Startup penyedia layanan travel dan pariwisata ini gencar berekspansi pada 2015. Pada tahun itu, Traveloka resmi merambah ke lima negara, yakni Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, serta Filipina.

Pada awal tahun ini, unicorn itu berencana memperluas layanan teknologi finansial (fintech) ke pasar Thailand dan Vietnam. Presiden Traveloka Caesar Indra mengatakan, ini dilakukan karena bisnis di kedua negara itu mulai pulih pada awal 2021. 

3. Bukalapak

Pada 2019, Bukalapak merilis fitur BukaGlobal. Melalui fitur ini, penjual di Bukalapak bisa mengekspor barang ke luar negeri.

Berdasarkan informasi dari situs resmi Bukalapak, BukaGlobal melayani pengiriman barang ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Hong Kong, dan Taiwan. 

Bukalapak mencatatkan penawaran saham perdana ke publik atau IPO pada Agustus. President Director Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan, perusahaan membuka peluang ekspansi ke luar negeri setelah IPO. Namun, pasar Indonesia tetap menjadi yang utama.

"Kami berpikiran terbuka tentang ekspansi internasional," kata Rachmat dalam acara Tech in Asia Conference 2021, pada Oktober (13/10). Rachmat tidak menjelaskan secara detail negara mana yang menjadi target ekspansi.

4. Modalku

Modalku telah hadir di Singapura, Malaysia, dan terbaru di Thailand. Induk usaha Modalku, Funding Societies resmi masuk ke pasar Thailand pada Februari. 

Co-Founder sekaligus CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, potensi pasar di Thailand besar. Funding Societies mencatat, separuh lebih dari tiga juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di negara ini yang kesulitan memperoleh pinjaman usaha, khususnya modal jangka pendek.

4. Investree

Saat ini, Investree beroperasi di Indonesia dan Filipina. Investree mendapatkan izin operasional di Filipina sebagai penyelenggara crowdfunding dengan nama Investree Philipines.

Investree juga berencana masuk ke pasar Thailand. Perusahaan menargetkan bisa menyelesaikan proses perizinan di negara itu tahun ini.

6. Kredit Pintar

Kredit Pintar sudah hadir di Filipina sejak 2018. Perusahaan seinduk alias sister company, Neuroncredit Financing Company Inc hadir juga di negara itu pada April 2019. Alhasil, namanya berubah dari Kredit Pintar PH menjadi Atome PH.

7. Kredivo

Kredivo merambah pasar Vietnam melalui perusahaan patungan (joint venture) Phoenix Holding pada Agustus 2021. Phoenix Holding diklaim menjadi pionir perusahaan investasi keluarga di Vietnam dengan portofolio terdiversifikasi di sektor konsumen, layanan keuangan, ritel, dan teknologi.

8. Xendit

Saat ini, fintech paymant gateway itu hadir di Indonesia dan Filipina. Tahun ini, Xendit berhasil mengumpulkan US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun dalam putaran pendanaan seri C.

Xendit akan menggunakan dana segar itu untuk ekspansi ke negara lain. "Fokus utama kami saat ini untuk lebih regionalisasi dan memperluas rangkaian produk," kata Chief Operating Officer Xendit Tessa Wijaya dikutip dari TechCrunch, pada September (14/9).

9. Sociolla

Startup kecantikan Sociolla telah resmi masuk pasar Vietnam akhir tahun lalu. Sociolla berencana memperluas pasar ke negara Asia Tenggara lainnya setelah meraih pendanaan Rp 818 miliar dari empat investor yang dipimpin oleh L Catterton tahun ini.

10. Ruangguru

Startup pendidikan ini telah masuk ke pasar Thailand dengan meluncurkan StartDee tahun lalu. Pada 2019, Ruangguru hadir di Vietnam dengan nama KienGuru.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan