India dan Cina Batasi Investasi Asing di Startup, Bagaimana Indonesia?

Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta, Selasa, pada 2018
Penulis: Desy Setyowati
9/12/2021, 13.16 WIB

Cina menyiapkan aturan yang akan membatasi secara ketat startup meraih pendanaan asing. India menerapkan kebijakan serupa tahun lalu. Bagaimana dengan Indonesia?

Perencanaan negara, Kementerian Perdagangan, regulator sekuritas dan Bank Sentral di Cina sedang merumuskan aturan daftar hitam tersebut. Namun, belum jelas seberapa luas jangkauan regulasi ini nantinya.

Financial Times melaporkan, sumber yang mengetahui masalah tersebut menyampaikan bahwa aturan tersebut akan menargetkan startup di sektor sensitif, seperti penggunaan data atau yang berpotensi menimbulkan masalah keamanan nasional.

Dua sumber Financial Times yang dekat dengan regulator keuangan juga mengatakan, regulasi berisi daftar hitam itu bertujuan memastikan startup nasional tidak didominasi oleh pemegang saham asing.

"Ini karena pada masa depan, investor asing dikhawatirkan dapat memasukkan uang ke industri tradisional sebagai lawan teknologi,” kata sumber tersebut dikutip dari Financial Times, Rabu (8/12).

Beijing juga bakal mempersulit perusahaan rintisan mencatatkan penawaran saham perdana ke publik atau IPO di bursa luar negeri.

India menerapkan kebijakan serupa tahun lalu, namun khusus dari investor Tiongkok. Kedua negara sempat berselisih terkait konflik di perbatasan pada awal 2020.

Pemerintah India bahkan memblokir ratusan aplikasi asal Cina. Kemudian, mengkaji sekitar 50 proposal investasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan Tiongkok.

India menerapkan kebijakan penyaringan investasi baru yang masuk ke negaranya. Melalui kebijakan yang berlaku sejak April 2020 ini, entitas bisnis yang mau berinvestasi di Negeri Bollywood harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah. 

"Kami menjadi sedikit lebih berhati-hati seperti yang dibayangkan," kata seorang pejabat senior Pemerintah India di New Delhi dikutip dari Reuters, medio tahun lalu (6/7/2020).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan