Chief Executive Officer atau CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri pada Selasa (28/12). Rachmat akan bekerja di instansi pemerintah.
"Berdasarkan informasi dari surat pengunduran diri, Rachmat berencana akan melakukan pengabdian negara dengan bekerja untuk pemerintah," tulis Corporate Secretary BUKA Perdana A Saputro dalam keterbukaan informasi di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/12).
Sebelum Rachmat mengundurkan diri, Katadata.co.id mewawancarainya. Salah satunya membahas mengenai harga saham Bukalapak yang harga saham berkode BUKA ini terus merosot hingga jatuh di bawah harga IPO Rp 850 per saham. Pada hari ini, harga penutupan BUKA hanya Rp 430.
Rachmat mengatakan saat harga saham terus turun, kinerja perusahaan malah menunjukkan perbaikan. Dia mengatakan dalam empat bulan terakhir sejak IPO, kas perusahaan naik berpuluh-puluh kali lipat menjadi Rp 23 triliun.
Pendapatan dan laba pun membaik. “Semua matriks menunjukkan membaik,” katanya dalam wawancara khusus dengan Tim Katadata.co.id selama lebih dua jam, medio Desember lalu.
Lebih lanjut Rachmat mengatakan setiap hari ada puluhan ribu transaksi dan tiap investor memiliki masing-masing alasan menjual saham. "Alasannya banyak banget dan kalau kita analisis hanya satu bagian jadi tidak komprehensif. Jadi saya tidak mau berspekulasi," kata dia.
Selain membahas mengenai proses IPO yang dijalankan Bukalapak serta strategi perusahaan meningkatkan kinerja usaha dan harga saham. Wawancara lengkapnya dapat dilihat di: Kami Belum Pakai Uang IPO, tapi Performa Sudah Tumbuh
Selama bekerja di Bukalapak, Rachmat berfokus menggaet lebih banyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). E-commerce ini pun telah menggaet 8,7 juta warung dan agen per Oktober.
Di bawah kepemimpinan Rachmat, Bukalapak juga bekerja sama dengan Grab dan Elang Mahkota Teknologi (Emtek) membuat program ‘Kota Masa Depan’ atau Kolaborasi Nyata Untuk Masa Depan.
Ketiganya membangun ‘Kota Masa Depan’ di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Oktober (14/10). Kemudian di Solo, Jawa Tengah pada pekan ini (23/12).
Ketiganya menargetkan lebih dari 1.500 pelaku UMKM di Solo beralih ke digital atau onboarding lewat platform Grab dan Bukalapak.