Gojek Rekrut Lebih Banyak Mitra Pengemudi Taksi Online Tahun Ini

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Mitra layanan ojek online Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, Jumat (28/5/2021).
18/1/2022, 13.35 WIB

Transaksi layanan taksi dan ojek online mulai pulih sejak akhir tahun lalu. Gojek pun menyiapkan dua strategi guna mendongkrak transaksi GoRide dan GoCar tahun ini, salah satunya merekrut lebih banyak mitra pengemudi.

Head of Global Transport Marketing Gojek Amanda Parikesit mengatakan, layanan taksi dan ojek online sempat tertekan saat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat.

"Perubahan mulai terlihat akhir tahun lalu. Tempat yang mengindikasikan mobilitas mulai naik, termasuk di sekolah-sekolah," kata Amanda dalam konferensi pers virtual, Selasa (18/1).

Berdasarkan data Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), pendapatan mitra pengemudi GoCar dan GoRide meningkat masing-masing 24% dan 18% pada 2021 dibandingkan 2020.

Laporan Google, Temasek, dan Bain bertajuk e-Conomy SEA 2021 juga menyebutkan bahwa transaksi sektor transportasi online dan pesan-antar makanan di Indonesia mencapai US$ 6,9 miliar atau Rp 98,2 triliun tahun lalu. Nilainya tumbuh 36% dibandingkan 2020 US$ 5,1 miliar.

Google, Temasek, dan Bain memperkirakan, transaksi sektor trasnportasi online dan pesan-antar makanan mencapai US$ 16,8 miliar pada 2025. 

Proyeksi transaksi e-commerce, ojek online, online travel, media online, dan finansial di Indonesia pada 2021 (Google, Temasek, dan Bain & Company)

Amanda memperkirakan, peningkatan permintaan layanan transportasi online akan meningkat lagi tahun ini. "Pada 2022 mobilitas mulai menggeliat dan masyarakat sudah semakin produktif," katanya.

Oleh karena itu, Gojek menyiapkan dua strategi guna menggenjot transaksi bisnis taksi dan ojek online tahun ini, yaitu:

1. Berfokus keandalan layanan ke konsumen

Salah satunya, Gojek akan memperluas layanan Protect Plus pada GoRide dan GoCar. "Kami melengkapi dengan air purifier (alat pembersih udara)," ujarnya.

Kemudian, decacorn itu akan memberikan pelatihan berkelanjutan melalui modul di aplikasi driver. Ini agar mitra pengemudi taksi dan ojek online memberikan servis yang baik ke konsumen.

Ada juga fitur Perjalanan Aman Plus yang memberikan perlindungan tambahan. Gojek pun bakal merekrut lebih banyak lagi mitra pengemudi GoCar.

2. Mendorong integrasi dengan moda transportasi umum

"Kami akan lebih gencar lagi bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI)," ujar Amanda. 

Melalui integrasi tambahan di layanan GoTransit, pengguna layanan kereta api bisa mendapatkan tiket kereta api di aplikasi Gojek.

Ada juga paket perjalanan KRL dengan Gojek. Startup jumbo ini berencana menambah sejumlah fasilitas jemput di stasiun.

"Kami melihat moda GoTransit ini potensial. Maka kami terus meningkatkan kemampuan integrasi dengan yang lainnya," kata Amanda.

Peneliti Pusat Kajian Transportasi & Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada Muhammad Zudhy Irawan memperkirakan, tren layanan taksi dan ojek online pada 2022 tidak jauh berbeda dengan 2021. "Isunya masih terkait dengan pandemi Covid-19," katanya.

Alhasil, menurutnya penyedia layanan transportasi online seperti Gojek harus bisa menjamin keselamatan penumpang dan pengemudi dari risiko penularan virus corona.

Selain itu, konsumen menginginkan layanan yang terintegrasi. "Transportasi online jadi first mile dan last mile. Jadi harus diberikan fasilitas integrasi itu," katanya.

(Revisi: Ada perubahan judul pada Pukul 13.56 WIB)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan