Startup asal Malaysia Food Market Hub menggaet 27 merek atau brand restoran di Indonesia untuk mendigitalisasi bisnis sejak Agustus 2021. Total gerai yang beralih ke digital 1.335.
Digitalisasi bisnis itu mencakup sistem pengadaan, manajemen inventaris, dan seluruh operasional di belakang alias backend operations. Tiga di antara restoran yang beralih ke digital melalui Food Market Hub yakni Roti Ropi, Tahooe, dan Wanfan.
Food Market Hub merupakan penyedia solusi pengadaan dan inventaris berbasis komputasi awan (cloud) bagi bisnis makanan dan minuman. Perusahaan rintisan ini didirikan oleh Anthony See dan Shayna The pada akhir 2017.
Startup asal Malaysia itu ekspansi ke Indonesia setelah meraih pendanaan US$ 8,5 juta atau setara Rp 121 miliar. Dana segar ini digunakan untuk memperkuat tim di Indonesia.
Selain itu, untuk melakukan penetrasi pasar, serta mengedukasi pelaku bisnis restoran dan kafe. "Kami akan terus mengembangkan beragam solusi terbaru dalam rangka memajukan sektor makanan dan minuman di Indonesia,” kata Country Head Food Market Hub Indonesia CP Lim dalam keterangan pers, Kamis (20/1).
Jumlah karyawan Food Market Hub saat ini 18 orang, dari sebelumnya hanya empat.
Selain Indonesia, Food Market Hub terlebih dulu hadir di Hong Kong, Singapura, Malaysia, dan Taiwan.
CP Lim melihat pesatnya pertumbuhan pengguna aktif platform Food Market Hub menandakan bahwa pemilik bisnis restoran terus berinovasi dengan proses digitalisasi bisnis. Salah satunya, menggunakan sistem manajemen dan otomatisasi pengadaan serta inventaris barang.
Digitalisasi bisnis dinilai dapat meningkatkan efisiensi biaya. Dengan begitu, restoranbisa tetap bertumbuh selama pandemi corona.
Salah satu bisnis restoran yang memakai layanan Food Market Hub yakni Roti Ropi. Pendiri dan CEO Roti Ropi Ahmad Reza mengatakan, sebelum menggunakan platform Food Market Hub, kerap terjadi kendala dalam komunikasi maupun operasi antara dapur pusat dan outlet yang tersebar.
Hal itu lantaran proses operasional masih manual. “Platform Food Market Hub mengurangi pekerjaan pengadaan dengan otomatisasi proses. Ini sangat membantu kami mengeliminasi human error dan mengurangi pemborosan,” kata Reza.