Setidaknya ada 12 startup Indonesia yang meraih pendanaan tahun ini. Dua di antaranya merupakan e-commerce dengan pengiriman kilat atau dikenal dengan istilah quick commerce.
Keduanya yakni Astro dan Bananas. VP of Investment East Ventures Devina Halim memperkirakan, bisnis quick commerce bertumbuh dan memiliki peluang besar di pasar.
“Utamanya, mengingat besarnya pasar bahan makanan yang belum tergarap di Indonesia," kata Devina dalam siaran pers, kemarin (7/2).
Pada Januari, setidaknya ada enam perusahaan rintisan yang mendapatkan suntikan dana. Lalu, enam startup mengumumkan perolehan investasi hanya dalam delapan hari awal bulan ini.
Sektor startup yang memperoleh pendanaan beragam. Rincian perusahaan rintisan yang meraih tambahan modal pada Januari sebagi berikut:
Nomor | Nama Startup | Sektor | Ronde |
1 | Aruna | Perikanan dan kelautan | Seri A |
2 | Colearn | Pendidikan | Seri A |
3 | Ayoconnect | Fintech | Seri B |
4 | Astro | Quick commerce | Seri A |
5 | Gajiku | Manajemen SDM | Seed funding |
6 | Grouu | Makanan bayi | Seed funding |
Sedangkan daftar startup yang mendapatkan pendanaan hanya delapan hari pada awal Februari yaitu:
Nomor | Nama Startup | Sektor | Ronde |
1 | Kargo Technologies | Logistik | - |
2 | Pansieve Technology | Artificial Intelliegence (AI)/ Deep Tech | Pre seed round |
3 | Noice | Platform konten audio | - |
4 | Ternak Uang | Platform edukasi investasi finansial | Seed funding |
5 | Grupin | Social commerce | Seed funding |
6 | Bananas | Quick commerce | Seed funding |
Yang terbaru, Bananas mendapatkan pendanaan tahap awal (seed funding) US$ 1,5 juta atau Rp 21,5 miliar. Investasi ini dipimpin oleh East Venture.
Investor lain yang berpartisipasi yakni SMDV, ARISE, dan anak usaha Telkom, MDI Ventures. Selain itu, ada beberapa penanam modal individu alias angel investor yang terlibat.
Bulan lalu, startup quick commerce lainnya Astro mendapatkan pendanaan dari beberapa investor seperti Global Founders Capital, AC Ventures, Lightspeed Venture Partners, dan Goodwater Capital.
Selain quick commerce, social commerce menjadi incaran. Grupin meraih dana segar US$ 3 juta atau Rp 42 miliar.
Investasi itu dipimpin oleh Sequoia India melalui program akselerasi startup di Asia Tenggara dan India bernama Surge. Investor lain yang masuk dalam pendanaan itu yakni Skystar Capital dan East Ventures.
Dalam laporan McKinsey berjudul ‘The Digital Archipelago: How Online Commerce is Driving Indonesia’s Economic Development’ pada 2018, penjualan di e-commerce diprediksi tumbuh delapan kali lipat menjadi US$ 40 miliar pada 2022.
Sedangkan penjualan di social commerce diramal US$ 25 miliar. Proyeksi ini belum menghitung dampak pandemi virus corona.
Sebelumnya, CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro sempat memprediksi bahwa investasi ke startup kesehatan dan keuangan moncer tahun ini. "Kami tidak mudah berubah haluan, karena long-term investors," kata dia.
Ia memperkirakan, minat investor terhadap startup kesehatan tetap tinggi meski pandemi Covid-19 usai. “Ini karena masyarakat semakin melek tentang kesehatan" katanya.
Sedangkan sektor fintech tetap menjadi incaran terdorong oleh tren transaksi secara non-tunai dan kebutuhan layanan pinjaman dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).