Startup protein alternatif Indonesia Green Rebel mengumpulkan pendanaan pra-seri A US$ 7 juta atau sekitar Rp 100,6 miliar. Investasi ini didapat dari sejumlah investor, termasuk Unovis dan Better Bite Ventures.
"Investor lain yang berpartisipasi yakni AgFunder, Teja Ventures, Grup CJ, dan pengusaha kelahiran Singapura Kane Lim," demikian dikutip dari Tech In Asia, akhir pekan lalu (3/4).
Perusahaan rintisan itu bakal menggunakan dana segar itu untuk memperluas tim riset dan pengembangan alias R&D. Selain itu, meningkatkan produksi untuk memasuki pasar baru.
Green Rebel telah meluncurkan produk di Singapura. Sajian tanpa daging buatan startup ini akan ditampilkan dalam menu khusus di restoran mitra di negara tetangga, seperti Empress, Privé, Love Handle, Queen of Wok, dan Dragon Chamber mulai bulan ini.
Startup Tanah Air itu juga berencana masuk ke Malaysia, Filipina, Korea Selatan, dan Australia akhir tahun ini.
Di Indonesia, Green Rebel tersedia di lebih dari 800 perusahaan makanan dan minuman termasuk Starbucks, Ikea, dan Domino, dan lebih dari 100 retailer nasional. Green Rebel mengatakan bahwa produknya dipilah dan dibuat dari bahan nabati alami, serta tidak memiliki tambahan pengawet atau gula rafinasi.
Perusahaan itu didirikan oleh Helga Angelina Tjahjad dan Max Mandias pada September 2020. Keduanya merupakan pendiri rantai makanan nabati Indonesia Burgreens.