GoTo menginisiasikan GoTo Future Fund menjelang pencatatan saham perdana alias initial public offering (IPO). Perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia ini pun mengalokasikan 9.350.044.200 lembar saham seri A, senilai Rp 3,1 triliun.

GoTo Future Fund merupakan dana abadi (endowment fund) yang bertujuan mendukung pencapaian target komitmen sustainability Three Zeroes (Zero Emission, Zero Waste, dan Zero Barrier). Ini termasuk meningkatkan mobilitas sosial ekonomi dan kualitas hidup para mitra di dalam ekosistem, serta anggota masyarakat di wilayah tempat perusahaan beroperasi.

“Kami ingin setiap orang dalam ekosistem dapat menikmati buah kesuksesan mereka dan terus bersama-sama mendorong kemajuan dalam jangka panjang. Pada saat yang sama meningkatkan dampak sosial yang telah kami ciptakan bersama,” kata CEO Grup GoTo Andre Soelistyo dalam keterangan pers, Senin (4/4).

Terkait komitmen sustainability Three Zeroes, Gojek gencar mengembangkan kendaraan listrik melalui perusahaan patungan dengan TBS Energi Utama (TBS) bernama Electrum. Decacorn ini sudah melakukan uji coba komersial layanan kendaraan listrik.

Direktur Electrum dan CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan, uji coba komersial digelar di wilayah terbatas, yakni Jakarta Selatan. Terdapat ratusan unit motor listrik yang dipakai oleh mitra pengemudi motor untuk menarik konsumen.

Konsumen bisa mendapatkan layanan berbagi tumpangan (ride hailing) dengan motor listrik di aplikasi, dengan harga seperti GoRide pada umumnya. Gojek berencana memperluas cakupan layanan kendaraan listrik.

Electrum juga menggaet Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertamina, perusahaan penyedia teknologi baterai swap Gogoro, dan produsen kendaraan listrik Gesits.

Kolaborasi itu memanfaatkan masing-masing keahlian. Electrum bertindak sebagai integrator dan pengembang ekosistem kendaraan listrik.

Pertamina lewat Pertamina Patra Niaga menyediakan stasiun penukaran baterai motor listrik di berbagai SPBU.

Kemudian, Gogoro menjadi penyedia inovasi teknologi penukaran baterai dan Gesits menyediakan motor listrik beserta infrastrukturnya.

Selain pengembangan kendaraan listrik, Gojek membuat layanan GoTransit untuk mendukung nol emisi 2030. GoTransits merupakan solusi mobilitas yang membantu pengguna menentukan rute perjalanan.

Melalui layanan itu, decacorn mengintegrasikan layanan dengan transportasi lain. "Ini pelayanan multi-moda. Ini berguna mendorong penggunaan masif layanan transportasi publik," ujar Kevin.

Selain itu, Gojek membuat fitur hitung emisi karbon yakni GoGreener Carbon Offset dengan menggaet startup Jejak.in. Melalui fitur ini, pengguna bisa menghitung jumlah emisi karbon sehari-hari dan mengonversinya dengan menanam pohon.

Startup jumbo itu menerapkan tiga pilar terkait komitmen nol zero yakni pelestarian lingkungan (GoGreener), pertumbuhan sosial ekonomi (GoForward), serta kesetaraan dan keberagaman (GoTogether).

Ketiganya berfokus pada isu lingkungan dan sosial yang paling mendesak, sekaligus memberikan dampak paling signifikan bagi seluruh pemangku kepentingan.

Gojek mengklaim, laporan berkelanjutan atau sustainability report dengan indikator lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) telah melalui proses assurance oleh PricewaterhouseCoopers (PwC). Ini diklaim yang pertama dibuat oleh perusahaan berbasis internet di Asia Tenggara, dengan menggunakan standar global.

Kini, GoTo pun berencana IPO. Entitas gabungan Gojek dan Tokopedia ini telah menetapkan harga penawaran umum IPO di kisaran Rp 338 per lembar dengan melepas 46,7 miliar saham atau setara 3,43%.

Melalui penawaran umum tersebut, GoTo berpotensi meraih dana IPO sebanyak-banyaknya Rp 15,8 triliun. Ini akan menjadi raihan dana IPO terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah Bukalapak Rp 21,9 triliun dan Mitratel Rp 18,79 triliun.

Masa penawaran umum saham berlangsung sejak akhir pekan lalu (1/4) hingga Kamis (7/4). Pencatatan di papan utama BEI dengan kode saham GOTO dijadwalkan pada Senin (11/4).

Dalam IPO tersebut, GoTo menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek atau joint lead underwriters.

GoTo berencana menggunakan dana hasil IPO untuk mengembangkan beberapa unit bisnis perusahaan. Rinciannya sebagai berikut:

  • 30% keperluan perusahaan
  • 30% untuk Tokopedia
  • 25% dialokasikan ke PT Dompet Anak Bangsa yang mengelola bisnis pembayaran, GoPay
  • 15% akan dibagi rata ke PT Multifinance Anak Bangsa (MAB) sebagai bagian dari GoFinance, Velox Digital Singapore yang merupakan Gojek Singapura, dan juga Go Viet yaitu Gojek Vietnam
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan