Survei Katadata Insight Center mencatat, jumlah pengguna baru layanan telemedicine mencapai 44,1% dalam enam bulan terakhir. Hal ini bersamaan dengan pemerintah menyediakan solusi itu bagi pasien Covid-19 yang isolasi mandiri (isoman).
Data tersebut berdasarkan survei terhadap 2.108 responden usia di atas 16 tahun pada 28 Februari – 7 Maret. Sebanyak 1.416 di antaranya menggunakan layanan telemedicine seperti Halodoc, Alodokter, Good Doctor, dan lainnya.
“Ada dua merek aplikasi yang cukup dominan yang dipilih lebih dari 30% pengguna,” Manajer Riset Katadata Insight Center Vivi Zabkie dalam keterangan pers, Kamis (7/4). Namun ia tidak memerinci namanya.
Sedangkan rata-rata layanan telemedicine digunakan tiga kali per bulan per orang. Kemudian, rincian lama penggunaan layanan telemedicine dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:
Mereka menggunakan layanan telemedicine karena dapat menghemat waktu, menghindari penularan Covid-19, bisa digunakan kapan dan di mana saja, serta menghemat biaya transportasi.
Umumnya, konsumen memanfaatkan telemedicine saat terpapar virus corona dan berbagai penyakit ringan. Terdapat 33,6% responden yang menggunakan layanan ini karena Covid-19.
Sebanyak 20% responden lainnya memakai layanan telemedicine karena sakit seperti masalah kulit, flu, dan maag.
Vivi menyatakan, layanan telemedicine lebih banyak digunakan oleh laki-laki, milenial dengan status sosial ekonomi (SES) menengah, serta yang berdomisili wilayah Jawa.
Survei tersebut juga menemukan bahwa mereka yang jarak tempat tinggalnya dekat dengan Puskesmas dan punya tempat berobat langganan, menggunakan layanan telemedicine.
Selain itu, 41,8% responden juga memanfaatkan layanan telemedicine yang disediakan oleh rumah sakit maupun puskesmas.
Dari sisi jenis layanan, tele-konsultasi, pembelian obat & vitamin, dan pencarian informasi kesehatan merupakan yang paling sering digunakan. “Lebih dari setengah pengguna menyebutkan layanan-layanan ini,” kata Vivi.
“Layanan telemedicine seperti Tele-Ultrasonografi (USG), tele-radiologi, tele-elektrokardiografi (EKG) juga mulai digunakan, namun jumlah pengguna masih sangat sedikit,” tambah dia.
Pencarian informasi penyakit melalui mesin pencari juga menjadi kebiasaan lain konsumen dalam menghadapi gangguan kondisi kesehatan. Sebanyak 54,4% responden mencari informasi di dunia maya untuk membantu mengidentifikasi penyakit dan mengambil keputusan tindakan lanjutan.