Ada Fenomena Zombi Unicorn, Valuasi Apple Disalip Saudi Aramco

ANTARA FOTO/REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo/AWW/sa.
Siluet pengguna ponsel terlihat di ping proyeksi layar logo Apple dalam ilustrasi gambar yang diambil pada Rabu (28/3/2018).
Penulis: Desy Setyowati
12/5/2022, 12.10 WIB

Perusahaan minyak Saudi Aramco menyalip Apple sebagai perusahaan paling berharga di dunia. Ini terjadi di tengah fenomena ‘zombi unicorn’ di Amerika Serikat (AS), khususnya di Silicon Valley.

Valuasi raksasa minyak US$ 2,43 triliun pada Rabu, menurut data FactSet. Sedangkan valuasi Apple turun lebih dari 5% selama perdagangan Rabu, sehingga menjadi US$ 2,37 triliun.

Harga saham emiten energi melonjak akhir-akhir ini. Sedangkan harga saham perusahaan teknologi  turun di tengah kekhawatiran ekonomi.

Harga saham Apple jatuh hampir 20% dari posisi puncak US$ 182,94 pada 4 Januari. Produsen iPhone ini pun melampaui Saudi Aramco untuk menjadi perusahaan publik paling berharga di dunia pada 2020.

Kini , posisi Apple disalip oleh Saudi Aramco. Harga saham perusahaan minyak ini naik lebih dari 27% sejak awal tahun.

Pada Maret, raksasa minyak ini melaporkan bahwa laba setahun penuh 2021 melonjak dua kali lipat lebih dari tahun ke tahun (year on year/yoy) karena kenaikan harga minyak.

“Aksi investor ini sebagian besar bersifat simbolis, tetapi menunjukkan bagaimana pasar bergeser saat ekonomi global bergulat dengan kenaikan suku bunga, inflasi, dan masalah rantai pasokan,” demikian dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (12/5).

Di satu sisi, perusahaan teknologi di Silicon Valley, AS mencatatkan masa terburuk tahun ini dengan harga saham yang anjlok dan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK karyawan. Beberapa di antaranya bahkan disebut zombi unicorn.

Silicon Valley merupakan pusat inovasi di Amerika yang mencetak banyak perusahaan teknologi raksasa seperti Apple, Facebook, Google, Netflix, Tesla, Twitter hingga Yahoo. Letaknya di selatan San Francisco, California, AS. Wilayah ini menampung sekitar 2.000 perusahaan teknologi.

Dikutip dari NBC News, frasa zombi unicorn merujuk pada perusahaan rintisan atau startup bernilai tinggi tetapi goyah dan membutuhkan investor baru untuk menyelamatkan bisnis mereka.

“Banyak dari perusahaan teknologi ini yang tidak pernah mengira kepercayaan investor dari modal ventura akan melambat,” kata kolumnis teknologi di Axios Dan Primack, Minggu (8/5).

Ia menyebut, startup yang menjadi zombi unicorn awalnya mengumpulkan banyak uang dan mencatatkan valuasi besar selama setahun terakhir. Namun, kini perusahaan berjuang untuk tumbuh.

Menurutnya, unicorn di Silicon Valley akan kesulitan mendapatkan pendanaan baru tahun ini. Pendiri perusahaan modal ventura 137 Ventures Justin Fishner-Wolfson mengatakan, startup yang menjadi zombi unicorn tidak akan tutup, sebab bisnis mereka nyata.

Akan tetapi, mereka akan butuh lebih banyak waktu untuk mencari tahu beberapa hal. Namun ia tidak memerinci hal-hal yang dimaksud. "Mereka juga tidak akan berarti apa-apa bagi banyak investor, setidaknya sampai orang-orang ekuitas swasta muncul," katanya dikutip dari Axios, pekan lalu (4/5).

Frasa zombi unicorn muncul ketika perusahaan teknologi di Silicon Valley, AS mencatatkan masa terburuknya tahun ini.