Sejumlah startup di Silicon Valley, Amerika Serikat (AS) hingga Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK kepada karyawannya. Kondisi yang dialami startup ini diramal akan berlangsung lama. Startup pun diminta untuk bersiap hadapi kondisi terburuk.

Investor startup asal Silicon Valley, Sequoia Capital, misalnya memberikan presentasi 52 halaman berjudul “Adapting to Endure", atau beradaptasi untuk bertahan kepada startup portofolionya. Sequoia mengingatkan bahwa startup tidak bisa terhindar dari kejatuhan dan bisa saja mengalami kondisi yang semakin memburuk.

“Ini akan menjadi pemulihan yang lebih lama dan meskipun kami tidak dapat memprediksi berapa lama," kata Sequoia Capital dalam presentasi itu, dikutip dari CNBC Internasional akhir pekan lalu (28/5).

Sequoia pun menyarankan agar startup bersiap menghadapi kondisi buruk itu. Sequoia mengatakan kepada startup untuk memangkas biaya proyek, penelitian, pengembangan, serta pemasaran.   

"Perusahaan rintisan harus siap melakukannya dalam 30 hari ke depan jika diperlukan," katanya.

Investor startup lainnya Lightspeed Venture juga telah mengingatkan startup portofolionya bahwa masa booming startup dalam dekade terakhir sudah jelas berakhir. “Banyak CEO akan membuat keputusan yang menyakitkan untuk menjaga perusahaan mereka tetap bertahan di perairan berombak,” kata Lightspeed.

Inkubator startup Silicon Valley Y Combinator juga telah memberi tahu para pendiri startup melalui email. Y Combinator mengingatkan agar pendiri startup untuk memahami bahwa kinerja pasar publik yang buruk dari perusahaan teknologi berdampak signifikan terhadap investasi modal ventura.

"Ingatlah bahwa peluang sukses sangat rendah bahkan jika perusahaan baik-baik saja," katanya.

Direktur pelaksana Redpoint Ventures Tomasz Tunguz mengatakan bahwa banyak investor pemula telah menyarankan perusahaan mereka untuk berhemat dan menyimpan cukup uang, setidaknya dua tahun ke depan.

Partner di Lux Capital Deena Shakir mengatakan, banyak investor yang mulai mewanti-wanti startup karena kondisi pendanaannya mulai berubah sejak November 2021. "Dana persilangan yang memicu begitu banyak ledakan pasar swasta telah mundur saat mereka bergulat dengan kerugian bersejarah dalam portofolio publik mereka," kata Deena.

Menurutnya, startup yang bergulat dengan tingkat pembakaran uang yang tinggi akan menghadapi kesulitan dalam pendanaan. "Investor akan lebih sensitif terhadap pendanaan dan memilih untuk mempertimbangkan jalan landasan pacu yang tampaknya tidak menyenangkan bagi startup," ujarnya.

Startup mengalami kondisi buruk pada tahun ini. Salah satunya tercermin dari tren PHK karyawan startup di Silicon Valley, AS. Silicon Valley merupakan pusat inovasi di Amerika yang mencetak banyak perusahaan teknologi raksasa seperti Apple, Facebook, Google, Netflix, Tesla, Twitter hingga Yahoo. Kawasan di selatan San Fransisco, California, AS tersebut menampung sekitar 2.000 perusahaan teknologi.

Korporasi teknologi di Silicon Valley mencatatkan masa terburuk tahun ini dan disebut zombi unicorn. Frasa zombi unicorn merujuk pada perusahaan rintisan bernilai tinggi tetapi goyah dan membutuhkan investor baru untuk menyelamatkan bisnis mereka.

Harga saham startup olahraga di Silicon Valley, Peloton misalnya turun dari US$ 163 pada akhir 2020 menjadi sekitar US$ 17 pada awal bulan ini (5/5). The Wall Street Journal melaporkan, eksekutif perusahaan ingin menjual saham minoritas kepada investor luar.

 Peloton juga memberhentikan atau melakukan PHK ribuan karyawannya pada Februari. Selain itu, perusahaan klip video selebritas Cameo merumahkan 87 orang atau sekitar seperempat dari total staf minggu lalu.

Startup lainnya yaitu  platform investasi berbasis online untuk saham, kripto, dan emas, Robinhood mencatatkan penurunan harga saham 4,62% di Nasdaq pada awal bulan ini (6/5). Robinhood juga memberhentikan 9% dari total karyawan penuh waktunya.

 Perusahaan barang konsumen Thrasio juga dikabarkan memberhentikan sebagian karyawan. PHK ini menjadi bagian dari reorganisasi yang lebih besar perusahaan.

Sejumlah startup di Indonesia juga melakukan PHK. Yang terbaru, JD.ID dikabarkan PHK pegawai. Salah satu akun Instagram mengungkapkan pernyataan e-commerce ini terkait PHK mengatasnamakan Director of General Management JD.ID Jenie Simon.

“Upaya improvisasi dan pengambilan keputusan dilakukan agar JD.ID dapat terus beradaptasi dan selaras dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia,” kata Jenie dikutip dari konten tersebut, pekan lalu (27/5).

 Upaya improvisasi yang ditempuh oleh JD.ID di antaranya dengan melakukan peninjauan, penyesuaian, hingga inovasi atas strategi bisnis dan usaha. Selain itu, startup ini melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi.

 “Yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan,” ujar Jenie.

Sebelumnya, Tanihub, Zenius, dan LinkAja melakukan PHK pekerja. Hal ini karena ketiganya melakukan penyesuaian bisnis.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan