Aplikasi navigasi transportasi umum Trafi dan platform earning aset kripto Blocknom akan menutup layanan di Indonesia bulan depan. Sebelumnya, ada beberapa startup yang juga tutup layanan, termasuk Hooq dan Beres.id.
Trafi mengumumkan rencana penutupan layanan di Indonesia melalui situs resmi. "Aplikasi Trafi untuk kota Anda akan ditutup. Keputusan ini membuat kami sangat sedih," kata perusahaan, dikutip Kamis (23/6).
Perusahaan menutup layanan navigasi transportasi umum itu di Indonesia, karena tidak bisa bertahan dengan terus menyediakan aplikasi secara gratis.
Trafi kemungkinan akan hadir kembali dengan produk baru. "Kami berharap dapat segera kembali dengan produk baru yang telah diperbaharui," katanya.
Perusahaan menyarankan pengguna menggunakan Google Maps atau Apple Maps untuk mendapatkan navigasi transportasi.
Trafi berdiri pada 2012 di Lithuania, Eropa Timur. Di Indonesia, Trafi bermitra dengan Jakarta Smart City dan TransJakarta.
Trafi menyediakan layanan dengan memberitahu transportasi umum apa saja yang digunakan jika ingin bepergian ke suatu tempat. Aplikasi ini menyajikan informasi untuk berbagai moda transportasi seperti TransJakarta, KRL, hingga angkot JakLingko.
Selain Trafi, Blocknom menutup layanannya. "Mulai 1 Juli kami akan menghentikan layanan sementara untuk mematuhi dan mendapatkan lisensi," katanya di laman resmi Blocknom.
Perusahaan pun meminta agar penggunanya segera menarik asetnya sebelum 31 Juli. "Kami akan kembali lebih kuat dengan lebih banyak layanan ketika mendapatkan lisensi," katanya.
Platform itu beroperasi di seluruh Asia Tenggara dengan menggunakan metode partner lisensi dari StraitsX. Blocknom juga mengajukan permohonan izin beroperasi di Indonesia kepada Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Blocknom menawarkan hasil atau yield deposito aset kripto berbasis stablecoin seperti USDT (Tether), USDC (Circle), atau XIDR (StraitsX).
Sebelumnya, startup penyedia jasa perbaikan peralatan rumah tangga asal Malaysia Koadim menutup layanan di Indonesia. Koadim beroperasi di Tanah Air sebagai entitas bernama Beres.id.
Selain di Indonesia, Koadim menutup layanan di Singapura bernama Kaodim.sg dan Filipina Gawin.ph.
"Dengan berat hati kami umumkan bahwa mulai 1 Juli, Beres.id dan semua platform afiliasi tidak akan beroperasi lagi," kata Co-Founder dan CEO Koadim Choong Fui Yu dikutip dari laman resmi, Rabu (8/6).
Lalu, startup penyedia platform kebutuhan pokok, Brambang menutup layanan groceries sejak akhir Mei (27/5). Perusahaan rintisan ini beralih ke produk elektronik.
“Kami informasikan bahwa layanan groceries Brambang akan berhenti pada Jumat (27/5) Pukul 19.00 WIB,” kata Brambang melalui akun Instagram @brambangdotcom, bulan lalu (26/5).
Brambang akan beralih menjadi marketplace smartphone dan elektronik. Perusahaan pun membuat akun Instagram baru yakni @brambangelektronik.
Unicorn asal India Mobile Premier League (MPL) juga melakukan PHK terhadap 10% dari total pegawai atau sekitar 100 orang. Startup e-sports ini juga bersiap untuk keluar dari pasar Indonesia.
Startup lainnya seperti Sorabel, Eatsy, Stoqo, Hooq, dan Airy Rooms juga menutup layanan. Selain itu, perusahaan video on demand (VoD) iFlix mengalami kesulitan dari sisi keuangan di tengah pandemi Covid-19.
Kemudian, startup teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) UangTeman dikabarkan kesulitan membayar gaji pegawai. Bahkan, Otoritas Jasa Keuangan atau OJK telah mencabut izin usaha UangTeman.
UangTeman disebut-sebut belum membayarkan gaji dan pajak penghasilan alias PPh karyawan sejak akhir 2020. Asuransi ketenagakerjaan dan kesehatan pun belum dibayarkan.
Kemudian, startup di bidang furnitur Fabelio juga disebut-sebut belum membayarkan gaji karyawan sejak September 2021. Pengguna Change.org atas nama karyawan pun membuat petisi di Change.org.
“Saya sudah lama bekerja di Fabelio di level 5. Terakhir saya mendapatkan gaji pada September. Itu pun hanya 75%,” demikian dikutip dari laman Change.org atas nama karyawan Fabelio.