East Ventures memimpin pendanaan kepada startup fulfillment rantai dingin (cold chain) Fresh Factory. Investor lain yang berpartisipasi yakni Saratoga Investama Sedaya milik Sandiaga Uno, Trihill Capital, Indogen Capital, Prasetya Dwidarma, Number Capital, Y Combinator, dan beberapa angel investor lainnya.
Angel investor merupakan sebutan bagi penanam modal individu. Sedangkan nilai pendanaan awal (seed) yang diperoleh Fresh Factory US$ 4,5 juta atau sekitar Rp 66,6 miliar.
Fresh Factory menyediakan jaringan pusat rantai dingin hiperlokal, transformasi, dan sistem manajemen fulfillment cerdas. Solusinya memungkinkan pelaku bisnis menyimpan, mengambil, mengemas, dan mengirimkan produk ke pelanggan.
Startup itu memastikan solusi rantai dingin yang lebih cepat dan efisien. “Investasi ini menjadi bukti kuat atas solusi yang diwujudkan oleh Fresh Factory dalam menghadirkan inovasi baru bagi industri manajemen rantai dingin di Indonesia,” kata Pendiri sekaligus Chief Executive Officer Fresh Factory Larry Ridwan dalam keterangan pers, Senin (27/6).
“Dana ini akan mempercepat misi kami untuk mendukung semua pemilik usaha di Indonesia, khususnya UKM dalam mendorong pertumbuhan dan meningkatkan skala bisnis mereka,” tambah dia.
Fresh Factory didirikan oleh Larry Ridwan, Widijastoro Nugroho sebagai Chief Commercial Officer, dan Chief Financial Officer Andre Septiano.
Mereka menilai bahwa masalah logistik rantai dingin di Indonesia bermasalah. Hal ini mengakibatkan berbagai pelaku usaha mikro dan kecil kesulitan menjalankan dan mengembangkan usaha. Para pelanggan juga harus membayar biaya pengiriman yang mahal.
Padahal, e-commerce tengah tren di Indonesia. Ini berarti, infrastruktur rantai dingin menjadi semakin penting.
Fresh Factory mengatasi pain point tersebut dengan mendirikan cold storage cerdas di berbagai lokasi yang dekat dengan pelanggan. Startup ini memiliki lebih dari 20 gudang cabang di Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Bali.
Mereka menyediakan solusi penyimpanan barang beku hingga dingin. Mereka juga mengintegrasikan berbagai solusi teknologi ke dalam layanan, di antaranya:
- GeoTagging dan GeoLocation dalam menyimpan produk di gudang
- Kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI) untuk meramalkan dan mengelola stok di gudang
- Internet of Things (IoT) untuk memantau suhu freezer dan chiller
Fresh Factory akan mengalokasikan dana segar yang diperoleh untuk terus memperluas gudang ke semua kota sekunder di Jawa, serta kota-kota utama di Sumatera dan Sulawesi.
Mereka juga akan berinvestasi dalam tim dan teknologi, guna meningkatkan adopsi dan mencapai keunggulan secara operasional.
Nilai transaksi bruto (GMV) tahunan Fresh Factory US$ 10 juta per April. Sedangkan fulfillment tahunan lebih dari 1 juta pesanan.
Selain itu, mereka mencatatkan pertumbuhan pendapatan 30% per bulan dalam tiga bulan terakhir.
“Kami percaya Fresh Factory hadir sebagai solusi untuk memperbaiki logistik rantai dingin untuk produk makanan yang mudah rusak dan membantu para UMKM. Kami yakin mereka telah dan akan terus memberi manfaat dan menciptakan masyarakat yang lebih tangguh,” kata Venture Partner East Ventures Avina Sugiarto.