Banjir Pengguna saat Awal Pandemi, Begini Nasib Startup Warung Digital

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym.
Raniah (57) pemilik warung yang rumah dan warungnya berada dalam Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, saat menyiapkan barang dagangannya di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (15/3/2022).
Penulis: Lenny Septiani
5/8/2022, 16.06 WIB

Startup warung digital kebanjiran pengguna pada awal pandemi corona, bahkan disuntik orang terkaya di dunia. Di tengah kasus Covid-19 yang mulai menurun, perusahaan rintisan di sektor ini ada yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga diakuisisi.

Marketplace business to business (B2B) GudangAda meluncurkan GudangAda Solusi. Ini merupakan aplikasi manajemen toko terintegrasi untuk mendukung pedagang tradisional go-digital.

GudangAda Solusi mencakup manajemen stok dan harga, laporan transaksi jual-beli, laporan laba/rugi, pencetakan struk, serta manajemen pelanggan dan karyawan.

Peluncuran aplikasi itu merupakan bagian dari strategi jangka panjang GudangAda. “Kami berharap ini dapat membantu pedagang tradisional mendigitalisasi operasional harian bisnis agar produktivitas meningkat,” ujar pendiri sekaligus CEO GudangAda Stevensang dikutip dari siaran pers, Kamis (4/8).

Aplikasi GudangAda Solusi memiliki tiga fitur premium, yaitu:

  1. Fitur pindai barcode untuk memudahkan proses inventori barang
  2. Integrasi data dengan marketplace GudangAda
  3. Basis data produk Fast Moving Consumer Good atau FMCG

“Berbagai fitur unggulan ini terbukti mampu menarik ratusan pedagang sejak diluncurkan Juli. Saat ini sudah ada lebih dari Rp 20 miliar transaksi yang dikelola GudangAda Solusi,” kata SVP Merchant Solution and Revenue Management Neni Veronica Sukirman.

Sedangkan BukuWarung berfokus meningkatkan keamanan aplikasi. Caranya, memperbarui proses KYC atau Know Your Customer dengan teknologi biometrik liveness detection.

Teknologi tersebut digunakan untuk mendeteksi sumber penyedia biometrik yakni individu asli, orang lain, atau tipuan seperti foto dan video. “Diharapkan, tujuh juta pengguna merasa aman dan terlindungi saat bertransaksi online,” kata Vice President of Operations BukuWarung Romy Williams.

Startup digitalisasi warung yang berdiri pada 2019 itu menggaet lebih dari juta juta pelaku UMKM di Indonesia.

Penyedia solusi layanan perangkat lunak penghubung bisnis dengan pelanggan atau direct to consumer (D2C) software-as-a-service (SaaS), Lummo juga meluncurkan LummoShop. Namun startup warung digital ini melakukan PHK pada Juni.

Perusahaan rintisan itu sebelumnya meraih pendanaan dari Bezos Expedition, perusahaan pengelolaan aset pribadi milik Jeff Bezos pada Februari. Jeff Bezos merupakan orang terkaya kedua di dunia menurut Forbes, sekaligus pendiri raksasa e-commerce Amazon.

Startup digitalisasi warung lainnya yang didukung oleh Jeff Bezos yakni Ula, menggandeng Lembaga Pendidikan Ma’Arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’Arif NU). Keduanya menggelar pelatihan kewirausahaan bagi 500 guru bersama.

Itu bertujuan membuka peluang bisnis dan meningkatkan pendapatan rumah tangga warga lokal Surabaya, kota asal Ula.

Sedangkan startup warung digital lainnya yakni Warung Pintar diakuisisi oleh Sirclo pada Januari. Kedua perusahaan rintisan ini memperkuat posisi dalam bisnis solusi omnichannel bagi merek (brand), distributor, pelaku usaha hingga konsumen akhir.

Co-Founder sekaligus CEO Warung Pintar Agung Bezharie menambahkan, akuisisi oleh Sirclo akan menambah strategic value untuk mengakselerasi perkembangan produk dan layanan.

“Ke depan, kami ingin membuka lebih banyak kesempatan dan membawa transparansi serta efisiensi yang lebih baik bagi setiap pelaku UMKM. Maka, warung dapat pulih dari dampak pandemi dan tumbuh bersama,” ujar Agung dalam keterangan pers, pada Januari (26/1).

Reporter: Lenny Septiani