Lazada Mulai Kaji Rambah Metaverse, Bagaimana Startup Lain?

Katadata/Desy Setyowati
Boots Lazada Beauty dengan teknologi AR dan VR di acara BFF di Singapura
Penulis: Desy Setyowati
1/9/2022, 11.35 WIB

Lazada mengembangkan layanan berbasis teknologi pendukung metaverse seperti virtual reality (VR) dan Augmented Reality (AR). Bagaimana dengan startup lain?

E-commerce asal Singapura itu mengembangkan fitur virtual try-on untuk kategori kecantikan. Fitur ini didukung oleh teknologi AR dan VR.

Fitur itu memungkinkan pengguna mencoba produk kecantikan di platform Lazada pada Maret. Teknologi AR dan VR akan menampilkan video pengguna seolah-olah mencoba produk ini.

Ada tiga jenis produk yang dapat dicoba oleh pengguna menggunakan fitur VR dan AR di Lazada, yakni bedak, perona mata atau eyeshadow, dan lipstik.

“Teknologi VR dan AR ini menarik,” kata CTO Lazada Howard Wang dalam acara BFF di Resorts World Sentosa, Singapura, Kamis (1/8).

“Kami tidak hanya berfokus pada promosi, tetapi juga memberikan nilai atau value yang lebih mendalam bagi konsumen supaya bisa tumbuh berkelanjutan,” tambah dia.

Namun, pengembangan fitur berbasis VR dan AR itu bukan berarti Lazada akan merambah layanan metaverse sesegera mungkin. Sebab, butuh kajian mendalam untuk menghubungkan teknologi virtual tersebut dengan platform.

“Butuh waktu untuk masuk ke metaverse,” kata Howard. “Tapi saya kira, pengalaman berbelanja itu akan datang. Mungkin tidak lama lagi.”

Startup Merambah Metaverse

Ada sejumlah startup di Tanah Air yang mulai merambah dunia virtual. Arutala misalnya, menggunakan teknologi VR dan AR untuk industri teknologi kesehatan, pertambangan, dan alat berat.

Lalu, perusahaan rintisan direct to consumer (DTC) di bidang busana (fashion) Kasual berencana menggunakan teknologi AR untuk membuat pengukuran tubuh secara 3D. Rencana itu dikembangkan setelah meraih pendanaan tahap awal (seed funding) yang dipimpin oleh East Ventures tahun lalu.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati