Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memulai program inkubasi intensif Startup Studio Indonesia Batch ke-5. Ada 15 perusahaan rintisan tterpilih yang akan dipertemukan dengan mentor hingga investor.
Startup Studio Indonesia merupakan program Kominfo yang bertujuan mendampingi startup tahap awal (early-stage) agar siap untuk tumbuh melalui penguatan produk, model bisnis, serta pengembangan retensi pengguna agar bisa menemukan product-market fit (PMF).
Product Plan mendefinisikan product-market fit sebagai konsep atau skenario ketika para pelanggan suatu perusahaan mau membeli, menggunakan, dan menyebarkan informasi tentang suatu produk.
Jika itu terjadi pada banyak pelanggan suatu bisnis, maka akan mampu mendukung pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan keuntungan.
Profesor Thomas R Eisenmann dari Harvard Business School mengungkapkan, 90% startup gagal. Alasan utamanya, karena produk/layanan yang dikembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.
Hal itu senada dengan temuan CB Insights, yakni 42% startup gagal karena tidak berhasil menemukan product-market fit.
“Dibandingkan batch sebelumnya, kami melihat ribuan startup pendaftar semakin beragam, mulai dari model bisnis, sektor operasional hingga lokasi,” kata Direktur Pemberdayaan Informatika Kominfo Bonifasius Wahyu Pudjianto dalam keterangan pers, Minggu (18/9).
Ia mencatat, perusahaan rintisan yang mendaftar dari luar Jawa dan Jakarta meningkat. Namun ia tidak memerinci persentase kenaikannya.
“Ada juga startup yang berfokus pada industri pariwisata dan hospitality. Kedua industri yang jarang ditemui selama dua tahun terakhir,” tambah dia.
Setelah digelar Juni, ada 15 startup yang lolos yakni:
- Alterstay (platform ekosistem akomodasi alternatif)
- Automa (platform rantai pasok berkelanjutan)
- Bioma (marketplace sewa peralatan elektronik)
- Broom (platform ekosistem digital jual-beli kendaraan)
- FazPass atau CitCall (solusi omnichannel untuk verifikasi)
- DotX (platform koperasi kredit untuk karyawan)
- Eduku (platform edutech)
- Eratani (platform agritech penyedia solusi end-to-end bagi petani)
- Kanva (e-commerce produk lokal untuk kebutuhan dekorasi rumah)
- Metion (solusi rantai pasok daging lokal)
- MyRobin.id (platform outsourcing penyalur tenaga kerja keseharian on-demand)
- MySkill (platform persiapan karir dan pengembangan skill)
- Nona Woman (platform kesehatan perempuan khusus untuk para nona Indonesia)
- Shafiq (platform investasi syariah secara urun dana)
- Tripwe (marketplace aktivitas petualangan wisata)
Mereka akan mengikuti sesi Founder’s Camp dan 1-on-1 Coaching terkait dengan product-market-fit selama September - Desember. Pada sesi ini, mereka bakal dibimbing langsung oleh para fasilitator seperti Co-Founder KoinWorks Benedicto Haryono, CMO & Co-Founder Sociolla Chrisanti Indiana, Co-Founder SayurBox & AwanTunai Rama Notowidigdo, serta CEO & Co-Founder Sirclo Brian Marshal.
Rangkaian program kemudian bakal ditutup dengan acara puncak Milestone Day. Para startup berkesempatan memaparkan model bisnis dan pencapaiannya di depan para stakeholders.
“Kami optimistis, para peserta terpilih bisa menyerap semua pelajaran dan pelatihan yang akan disampaikan oleh para mentor berpengalaman di bidang masing-masing,” kata Managing Partner Impactto sekaligus salah satu dewan kurator Startup Studio Indonesia Batch 5 Italo Gani.
Program inkubasi SSI total telah mencetak 65 alumni startup lewat empat tahap penyelenggaraan sejak September 2020. Kominfo menargetkan untuk mencetak 150 startup digital pada 2024.