Target Tak Rugi Lagi pada 2024, Grab Setop Bakar Uang?

123rf.com/thamkc
Ilustrasi GrabFood
Penulis: Desy Setyowati
28/9/2022, 12.15 WIB

Grab menargetkan mencapai titik impas alias break even point (BEP) pada semester II 2024. Apakah decacorn Singapura ini akan menyetop ‘bakar uang’?

Chief Executive Officer Grab Anthony Tan tidak berkomentar mengenai ‘bakar uang’. Ia hanya menyampaikan bahwa perusahaan berfokus untuk untung pada 2024.

“Ke depan, kami terus berupaya meningkatkan lintasan profitabilitas,” kata Tan dalam acara di Singapura, dikutip dari Bloomberg, Selasa (28/9). “Grab berusaha mencapai ini dengan menumbuhkan lini teratas secara berkelanjutan.”

Grab memprediksi kerugian mengecil menjadi US$ 380 juta pada semester II tahun ini. Kerugian decacorn ini pada Semester I US$ 1,43 miliar.

Bakar Uang Grab

Grab menggelontorkan insentif untuk pelanggan US$ 311,1 juta (Rp 4,64 triliun. Nilainya melonjak dibandingkan US$ 242,6 juta (Rp 3,61 triliun) pada kuartal II 2021.

Porsi ‘bakar uang’ itu 6,2% total transaksi bruto alias gross merchandise value (GMV) pada kuartal yang mencapai US$ 5,1 miliar (Rp 76 triliun).

Insentif khusus untuk pesan-antar makanan GrabFood US$ 221 juta (Rp 3,29 triliun). Nilainya naik 20% secara tahunan (year on year/yoy), namun turun 12% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq).

Meski begitu, Grab menaikkan biaya komisi atas layanan pengiriman, termasuk GrabFood dari 18% menjadi 20,8%. Sedangkan biaya sewa aplikasi atas layanan taksi dan ojek online turun tipis dari 23,7% pada kuartal I 2021 menjadi 23,2%.

Di satu sisi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menurunkan biaya bagi hasil maksimal dari 20% menjadi 15%. Grab pun harus mengurangi biaya sewa di Indonesia, dari posisi kuartal II 20,8% secara regional.

Cara Grab Raup Untung

Chief Operating Officer Grab Alex Hungate yang baru bergabung Januari mengatakan akan menggenjot efisiensi. Namun, dia juga tidak berkomentar mengenai ‘bakar uang’.

Ia mengungkapkan, perusahaan sekarang memiliki strategi yang lebih jelas. Dia juga menguraikan upaya untuk menjadikan Grab sebagai platform on-demand terbesar dan paling efisien di Asia Tenggara.

“Ini bukan hanya sekumpulan kata di satu halaman,” kata Hungate dalam presentasinya di acara di Singapura. “Ini mendefinisikan strategi kami dengan cara yang lebih fokus daripada yang pernah kami definisikan sebelumnya.”

Dalam wawancara terpisah, Hungate mengatakan bahwa Grab bertujuan berfokus pada efisiensi produk, seperti alokasi pesanan tepat waktu sehingga pengemudi dapat menangani lebih banyak pesanan.

Grab juga berencana memperluas program berlangganan bulanan. Pengguna membayar biaya tetap untuk penawaran atas seluruh layanan taksi dan ojek online, makanan, serta pengiriman paket.

Perusahaan yang IPO di bursa saham New York itu juga ingin mengenjot bisnis pesan-antar makanan dan barang, serta jasa keuangan. Sebelumnya, divisi pesan-antar makanan dan barang diprediksi rugi pada kuartal II 2023.

Kini, Grab menargetkan divisi GrabFood tak lagi rugi awal tahun depan. Sedangkan lini bisnis bank digital ditargetkan mencapai titik impas pada 2026.

“Ini mempertajam fokus,” kata Hungate dalam wawancara. “Sebab, superapp bisa diartikan sebagai segalanya bagi semua orang. Bukan itu yang ingin kami lakukan. Kami sangat jelas tentang apa yang ingin kami fokuskan.”

Grab pun memiliki uang tunai sekitar US$ 6 miliar. Ini memberikan waktu bagi perusahaan untuk mengubah layanan on-demand dan fintech.

Meskipun untuk mencapai target untung itu, Grab memprediksi pertumbuhan pendapatan melambat menjadi sekitar 45% - 55%. Sedangkan rerata analis memproyeksikan pertumbuhan rata-rata 49% pada 2023.