Traveloka menutup layanan logistik on-demand Traveloka Send dan pesan-antar makanan Traveloka Eats. Unicorn ini bersaing dengan Gojek, Grab hingga Shopee di kedua produk jasa itu.
Katadata.co.id mengonfirmasi penutupan kedua layanan tersebut kepada Traveloka. Namun belum ada tanggapan.
Sedangkan Tech In Asia melaporkan, perwakilan Traveloka mengatakan bahwa penutupan ini menjadi bagian dari strategi dan prioritas bisnis perusahaan. “Seiring dengan bangkitnya sektor perjalanan, kami antusias ke depan ini,” kata unicorn, akhir pekan lalu (30/9).
Traveloka menjamin proses sesuai peraturan bagi karyawan, mitra, dan konsumen di kedua layanan tersebut selama penutupan.
Sebelumnya Traveloka menutup layanan e-grocery Traveloka Mart pada Agustus. Layanan ini hanya beroperasi selama enam bulan.
Unicorn itu meluncurkan Traveloka Send, Traveloka Eats, dan Traveloka Mart sebagai upaya diversifikasi layanan di tengah pandemi Covid-19. Sebagaimana diketahui, industri pariwisata tertekan aturan penutupan wilayah alias lockdown selama pagebluk.
Meski begitu, Traveloka mendapatkan US$ 300 juta atau setara Rp 7,6 triliun dari BlackRock, Allianz Global Investors, Orion Capital Asia, dan Indonesia Investment Authority (INA).
CEO Traveloka Ferry Unardi mengatakan, pembiayaan tersebut memungkinkan perusahaan memperkuat neraca keuangannya seiring dengan bangkitnya industri perjalanan dari pandemi.
Pesaing Traveloka di Sektor Logistik, Pesan-antar Makanan, dan Grocery
Traveloka menutup layanan logistik, pesan-antar makanan, dan grocery baru-baru ini. Padahal ketiga layanan ini diluncurkan untuk menggenjot transaksi selama pandemi corona.
Siapa saja pesaing Traveloka di ketiga sektor tersebut?
1. Grab
Grab memiliki layanan di sektor logistik GrabExpress, pesan-antar makanan GrabFood, dan grocery GrabMart. Berdasarkan laporan Momentum Works, GrabFood mencatatkan nilai transaksi bruto atau GMV US$ 7,6 miliar atau sekitar Rp 109,4 triliun tahun lalu.
Decacorn Singapura itu menyediakan layanan berlangganan untuk berbagi tumpangan (ride hailing) seperti taksi dan ojek online, GrabFood hingga GrabExpress. Ini untuk berlaku konsumen individu maupun korporasi.
Grab berencana memperluas program berlangganan bulanan. Pengguna membayar biaya tetap untuk penawaran atas seluruh layanan taksi dan ojek online, makanan, serta pengiriman paket.
Perusahaan yang IPO di bursa saham New York itu juga ingin mengenjot bisnis pesan-antar makanan dan barang, serta jasa keuangan. Sebelumnya, divisi pesan-antar makanan dan barang diprediksi rugi pada kuartal II 2023.
2. Gojek
Sama seperti Grab, Gojek juga menyediakan layanan di sektor logistik GoSend, pesan-antar makanan GoFood, dan grocery GoMart. GMV GoFood US$ 2 miliar atau Rp 28,8 triliun tahun lalu.
Berdasarkan laman resmi Gojek, GoFood memiliki 550 ribu merchant di Indonesia.
3. Shopee
Anak usaha Sea Ltd ini juga mempunyai layanan di sektor logistik ShopeeExpress dan pesan-antar makanan ShopeeFood. Shopee juga sempat memiliki layanan grocery, tapi kemudian ditutup.
GMV ShopeeFood US$ 900 juta atau sekitar Rp 12,9 triliun. Layanan pesan-antar makanan dari Shopee ini menampati posisi kelima.
4. AirAsia
Maskapai penerbangan ini juga menyediakan beragam layanan untuk menjadi aplikasi super alias superapp. AirAsia meluncurkan Airasia Food di Indonesia pada Maret.
AirasiaFood lebih dulu hadir di Malaysia, Singapura, dan Thailand. Sedangkan transaksi Airasia Food US$ 40 juta atau sekitar Rp 575 miliar tahun lalu.