Induk Shopee, Sea Ltd dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 7.000 karyawan dalam enam bulan terakhir. Perusahaan Singapura ini pun membayar pesangon dan penyetopan sewa awal US$ 85,4 juta atau sekitar Rp 1,33 triliun.

Bloomberg melaporkan, porsi karyawan yang di-PHK sekitar 10% dari total.

Raksasa teknologi Singapura itu memiliki 67 ribu pegawai per tahun lalu. Jika berkurang 7.000, maka jumlahnya diprediksi 60 ribu karyawan saat ini.

Katadata.co.id sudah mengonfirmasi laporan Bloomberg tersebut kepada Shopee. Namun belum ada tanggapan.

Berdasarkan laporan keuangan Sea Ltd kuartal III 2022 yang dirilis kemarin (15/11), rugi bersih menurun 0,3% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 569,3 juta.

“(Itu) setelah disesuaikan dengan US$ 85,4 juta biaya pesangon dan penghentian sewa awal. Total kerugian bersih tidak termasuk kompensasi berbasis saham yang naik 49,4% secara kuartalan (qtq),” demikian dikutip dari siaran pers Sea Ltd, Selasa (15/11).

Chairman dan CEO Grup Sea Ltd Forrest Li mengatakan, perusahaan menghadapi ketidakpastian yang signifikan terkait makro ekonomi.

“Kami sepenuhnya mengubah pola pikir dan berfokus dari pertumbuhan ke pencapaian swasembada dan profitabilitas sesegera mungkin, tanpa bergantung pada pendanaan eksternal apa pun,” kata dalam keterangan pers.

Li menyampaikan, perusahaan beradaptasi dengan cepat mengikuti perubahan kondisi ekonomi. “Semua upaya kami lakukan untuk memastikan Sea Ltd tidak hanya bertahan dari badai makro ekonomi, tetapi juga lebih kuat, efisien, dan tangguh,” tambah dia.

Namun ia memastikan bahwa perusahaan terus berfokus pada potensi jangka panjang.

“Selama kuartal terakhir, kami mengambil tindakan tegas untuk meningkatkan margin, serta menetapkan tujuan dan prioritas yang jelas untuk kuartal berikutnya,” kata dia.