Daftar Startup Tutup Layanan dan Bangkrut di RI, Berikut Penyebabnya

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi startup yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).
Penulis: Lenny Septiani
16/12/2022, 14.33 WIB

Setidaknya ada lima startup bangkrut dan 14 yang menutup layanan di Indonesia sejak ada pandemi corona. Penyebabnya beragam, mulai dari efek berantai pagebluk Covid-19 hingga mengantisipasi risiko resesi ekonomi.

Grab misalnya, akan menutup layanan dapur sewa alias cloud kitchen yakni GrabKitchen pada Senin (19/12). Akibat penutupan ini, ada pegawai yang terkena dampak alias mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Ada juga startup pinjaman online alias teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) UangTeman yang dicabut izinnya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Alhasil, perusahaan rintisan ini tidak boleh lagi menyalurkan kredit.

Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani pernah mengatakan, ada sejumlah faktor penyebab startup bangkrut.

“Bisa karena faktor eksternal (makro) dan internal,” katanya kepada Katadata.co.id, pada Oktober (13/10).

Faktor eksternal dapat disebabkan oleh kondisi seperti pandemi dan makro-ekonomi, termasuk resesi global.

Sedangkan faktor internal seperti model bisnis yang belum tepat, bujet atau penggunaan arus kas (cash flow spending) yang salah penempatan atau alokasi.

Bisa juga, “over spending untuk growth story tanpa melihat kondisi fundamental dan core values yang dibangun,” ujarnya.

Berikut daftar startup bangkrut sejak ada pandemi corona dan alasannya:

1. Fabelio

Startup furnitur Fabelio dinyatakan pailit dan dikabarkan tidak membayarkan gaji pegawai sejak akhir tahun lalu. Pengumuman bahwa Fabelio pailit disampaikan melalui surat kabar.

Itu tertuang dalam keputusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST, tertanggal 5 Oktober.

2. Sorabel

Sorabel menutup layanan e-commerce busana pada Juli 2020. Perusahaan ini menyasar segmen menengah ke bawah. Namun, sebagian masyarakat pada segmen ini terpukul pandemi virus corona.

“Covid-19 menyerang pada titik paling rentan dalam strategi pendanaan dan menghancurkan basis pelanggan inti kami,” kata Co-Founder Sorabel Jeffrey Yuwono, dikutip dari e27, pada 2020 (27/8/2020).

3. Stoqo

Startup yang bergerak di sektor bahan pangan atau sembako ini menutup layanan pada Mei 2020. The Star melaporkan, pendapatan Stoqo anjlok akibat pandemi virus corona. 

4. Airy Rooms

Startup perhotelan ini menutup layanan pada Mei 2020, karena terkena dampak pandemi corona. “Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan banyak hal, termasuk kondisi pasar yang nyaris tumbang akibat pandemi,” kata CEO Airy Rooms Indonesia Louis Alfonso Kodoatie dalam keterangan pers, Mei 2020.

5. UangTeman

Izin fintech lending UangTeman dicabut oleh OJK pada Maret 2022. UangTeman dikabarkan belum membayarkan gaji dan pajak penghasilan alias PPh karyawan, sejak akhir 2020. Begitu juga dengan asuransi ketenagakerjaan dan kesehatan.

Sedangkan startup menutup layanan di Indonesia sejak pandemi dan alasannya, sebagai berikut:

1. Hooq

Hooq menutup layanan pada 30 April 2020. Ini karena pemegang saham mengajukan likuidasi pada Maret 2020. 

2. Gojek

Gojek menutup layanan GoLife (GoMassage dan GoClean) dan GoFood Festival atau jaringan pujasera GoFood pada Juni 2020. Ini karena terkena dampak pandemi Covid-19.

3. Beres.id

Tutup per 1 Juli, 1 Juli 2022, karena operasional terganggu pandemi covid-19, kekurangan tenaga kerja, dan biaya operasional yang tinggi.

4. Brambang

Startup penyedia platform kebutuhan pokok ini menutup layanan pada Mei. Brambang beralih ke bisnis elektronik dengan meluncurkan Brambang Elektronik.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani