Grab menangguhkan kenaikan gaji level manajemen senior seperti C-level dan direktur. Selain itu, memangkas biaya perjalanan dan pengeluaran lainnya.
Reuters juga melaporkan, perusahaan yang bermarkas di Singapura itu menyetop perekrutan untuk sementara.
“Ini untuk mengantisipasi kondisi ekonomi yang tidak pasti,” kata CEO Grab Holdings Anthony Tan dalam memo untuk karyawan, dikutip dari Reuters, Kamis (15/12).
Katadata.co.id mengonfirmasi laporan Reuters tersebut kepada Grab. Perusahaan menyampaikan, Grab menangguhkan kenaikan gaji level manajemen senior.
“Jadi bukan tidak digaji, tapi tidak ada kenaikan gaji untuk level manajemen senior. (Berbeda pengertian dengan level manajer. Mereka akan mengalami kenaikan gaji),” kata juru bicara Grab kepada Katadata.co.id, Jumat (16/12).
Ia membenarkan bahwa Grab memangkas anggaran perjalanan dinas.
Namun Grab tetap melakukan perekrutan, meski lebih berhati-hati. Reuters melaporkan, Grab memiliki sekitar 8.800 staf akhir tahun lalu.
“Itu semua dilakukan untuk menekan biaya operasional perusahaan,” ujar dia.
"Kami terus mencermati biaya operasional perusahaan dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mempersiapkan diri menghadapi masa penuh ketidakpastian di 2023. Kami berkomitmen menjalankan rencana, menuju pertumbuhan bisnis berkelanjutan dan menguntungkan,” tambah dia.
Rugi Grab Turun
Grab mencatatkan kerugian menurun 65% secara tahunan (year on year/yoy) dari US$ 988 juta pada kuartal III 2021 menjadi US$ 342 juta (Rp 5,3 triliun) pada periode sama tahun ini.
“Hasil kuartal III ini menunjukkan kemampuan kami mendorong pertumbuhan dan profitabilitas secara bersamaan,” kata Anthony Tan dalam keterangan pers, bulan lalu (16/11).
Decacorn itu mencatatkan titik impas untuk layanan pengiriman seperti GrabExpress, dan pesan-antar makanan GrabFood. Titik impas berarti tidak merugi, namun belum untung.
“Kami mencapai titik impas, sembari mempersempit kerugian secara signifikan,” tambah dia.
Penurunan kerugian terutama karena penghapusan beban bunga nontunai dari saham preferensi konvertibel yang dapat ditukarkan milik Grab yang dikonversi menjadi saham biasa pada Desember 2021.
Ia mengatakan, Grab berfokus pada struktur biaya dan insentif untuk bisa mencapai titik impas. Namun perusahaan juga tetap berinovasi untuk mendorong frekuensi transaksi, retensi pengguna, dan keterlibatan.
Rincian kinerja keuangan Grab selama kuartal III sebagai berikut:
- Pendapatan naik 143% yoy dan 19% secara kuartalan (qtq) menjadi US$ 382 juta, terdiri dari:
- Pendapatan lini bisnis berbagi tumpangan (ride hailing) seperti taksi dan ojek online naik 101% yoy
- Pendapatan lini bisnis pesan-antar makanan GrabFood naik 250% yoy
- Kerugian berkurang 65% yoy menjadi US$ 342 juta
- Nilai transaksi bruto alias Gross Merchandise Value (GMV) naik 26% yoy menjadi US$ 5,1 miliar
- Insentif untuk konsumen, mitra pengemudi, dan mitra penjual (merchant) turun 11,4% kuartal III 2021 dan 10,4% kuartal II 2022 menjadi 9,4% terhadap GMV pada kuartal III 2022
- Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias EBITDA yang disesuaikan naik 24% yoy menjadi negatif US$ 161 juta
- Margin EBITDA yang disesuaikan meningkat sebesar 209 basis poin (bps) yoy menjadi minus 3,2%. Rinciannya sebagai berikut:
- Margin EBITDA segmen pengiriman yang disesuaikan untuk pertama kalinya menjadi positif 0,4%
- Margin EBITDA bisnis pesan-antar makanan juga positif
- Likuiditas kas US$ 7,4 miliar
- Likuiditas kas bersih US$ 5,3 miliar
- Monthly Tracked User atau MTU tumbuh 30% yoy atau meningkat dibandingkan kuartal I 10% dan kuartal II 12%
- GMV per MTU turun 3% yoy
- Sebanyak 72% pengemudi ojek online Grab melakukan pekerjaan pesan-antar makanan dan antar penumpang. Porsinya naik dibandingkan kuartal III 2021 sebanyak 65%