Viral billboard yang menampilkan iklan pemeran serial Netflix Black Knight Kim Woo-bin, karena menampilkan kualitas udara di Jakarta. Setidaknya ada 11 startup yang berfokus di bidang ramah lingkungan, termasuk untuk mengatasi polusi udara.
Serial Netflix Black Knight Kim Woo-bin bercerita tentang masa depan Korea Selatan yang buruk karena polusi udara. Drama enam episode berlatar 2071 ini membagi masyarakat menjadi pengungsi, warga distrik umum dan distrik inti.
Pembagian tersebut berpengaruh terhadap fasilitas yang diperoleh seperti makanan dan oksigen, karena kualitas udara yang buruk.
Yang menarik, billboard serial Netflix Black Knight viral di Indonesia karena menampilkan kualitas udara. Ketika Kim Woo-bin yang berperan sebagai 5-8 menutup masker, berarti indeks kualitas di Jakarta buruk. Begitu pun sebaliknya.
Di Tanah Air, ada beberapa startup yang memiliki fitur untuk mengukur kualitas udara seperti Nafas.
Startup Nafas memiliki data realtime tentang polusi udara dari 180 lebih sensor di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Bali, dan kota lainnya.
Salah satu tipe polusi udara paling berbahaya di Indonesia adalah Particulate Matter 2.5, atau PM2.5. Tipe ini berbahaya karena ukuran debu yang sangat kecil, sehingga bisa masuk ke paru-paru.
Laporan Air Quality Life Index pada 2021 menyatakan polusi udara menurunkan harapan hidup di Indonesia 7 tahun lebih rendah.
Berikut 11 startup yang berfokus mengatasi kualitas udara:
1. Nafas
Startup Nafas menyediakan layanan pemantau kualitas udara melalui aplikasi yakni pencarian PM2.5 di peta. Pengguna bisa mengubah data dari Air Quality Index (AQI) menjadi indikator PM2.5.
2, Blue
Blue merupakan singkatan dari Bina Usaha Lintas-Ekonomi, yang didirikan oleh Abu Bakar Abdul Karim Almukmin pada 2018. Startup ini menyediakan energi terbarukan berupa panel surya.
3. BuMoon.io
Startup ini menggunakan Internet of Things (IoT), blockchain, dan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) dalam mengatasi limbah sampah plastik dan perubahan iklim lewat token kripto.
4. Duitin
Startup sistem manajemen sampah ini berfokus mengelola limbah sampah melalui aplikasi.
5. Gringgo
Startup ini memfasilitasi pengelolaan sampah dengan menggunakan website based application yang memungkinkan pengguna mengangkut sampah lewat pemesanan di aplikasi. Perusahaan rintisan ini tersedia di Bali.
6. Jangjo
Startup ini menghubungkan masyarakat, pengangkut sampah, tempat penampungan sementara, dan pengelolaan sampah. Tim yang disebut Jangjo Rangers merekam data sampah yang telah dipilah melalui aplikasi.
7. Jejak.in
Startup ini menggunakan IoT, teknologi seluler, drone, LiDAR, dan satelit untuk mengumpulkan dan menganalisis data ekologi lingkungan.
8. Octopus
Perusahaan rintisan ini juga menghubungkan masyarakat dengan pengumpul sampah. Startup ini didirikan oleh Dimas Ario Rubianto, Hamish Daud Wyllie, Niko Adi Nugroho, Moehammad Ichsan.
9. Plume Labs
Startup ini mengukur kualitas udara.
10. Waste4Change
Startup ini berfokus pada pengelolaan sampah.
11. Xurya
Startup ini menyediakan energi terbarukan dengan menggunakan panel surya.