Indonesia Naik Kelas Jadi Negara Menengah Atas, Ini Dampak ke Startup

Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta, Selasa, (08/05/2018)
Penulis: Lenny Septiani
6/7/2023, 11.39 WIB

Indonesia resmi naik kelas menjadi negara berpenghasilan menengah atas berdasarkan kategorisasi terbaru yang dirilis oleh Bank Dunia. Investor Indonesia pun mengungkapkan dampak positif bagi startup.

Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia atau Amvesindo Eddi Danusaputro mengatakan, startup pada sektor direct to consumer atau D2C, e-commerce, dan business to consumer alias B2C secara keseluruhan bisa berdampak positif atau topline.

"Tapi karena cost of capital masih tinggi, ya bottom line tetap menantang," kata Eddi kepada Katadata.co.id, Rabu (5/7).

Cost of capital atau biaya modal adalah biaya nyata atau riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan demi mendapatkan dana yang digunakan untuk mendanai investasi atau operasional. Sementara bottom line merujuk kepada pendapatan bersih.

Menurut Eddi, status Indonesia yang naik level menjadi negara menengah ke atas akan membuat konsumsi dan pengeluaran masyarakat naik.

Namun hal itu harus ditinjau kembali apakah kenaikan penghasilan tersebut merata di semua level, bukan hanya konglomerasi. Jika benar merata, maka sektor hiburan dan hospitality atau pariwisata juga akan semakin menarik.

Sementara Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani mengatakan, startup dan investor yang berfokus di sektor hiburan dan pariwisata akan kian menarik karena didorong oleh pengeluaran masyarakat yang meningkat.

"Namun perlu dilihat juga faktor inflasi secara global dan imbasnya ke Indonesia," kata dia. "Apakah angka kenaikan ini benar-benar bisa merefleksikan spending power yang naik atau tidak."

Spending power yakni kecenderungan seseorang dalam membelanjakan uangnya untuk memenuhi keinginan.

Terlebih lagi, level Indonesia hanya naik tipis dari status menengah ke bawah. Pendapatan nasional bruto atau Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia naik 9,8% secara tahunan alias year-on-year/yoy menjadi US$ 4.580 tahun lalu. Angkanya berbeda tipis dari batas negara berpenghasilan menengah ke bawah US$ 4.465.

"El Salvador, Indonesia, serta wilayah Tepi Barat dan Gaza semuanya sangat dekat dengan ambang pendapatan menengah atas pada 2021. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak terlalu tinggi tahun lalu, sudah cukup membawa perekonomian pada kategori ini," dikutip dari keterangan Bank Dunia, Senin (3/7).

Indonesia sebetulnya pernah masuk kelompok negara menengah atas pada 2019. Namun, pandemi corona membuat Indonesia kembali turun ke kategori menengah bawah selama dua tahun beruntun.

Kini status Indonesia kembali naik, tetapi level pendapatan per kapita Indonesia masih jauh untuk mencapai target negara penghasilan tinggi, yakni rata-rata pendapatan masyarakat di atas US$ 13.845.

Bank Dunia kembali menaikkan ambang batas untuk masing-masing kategori pendapatan tahun ini. Rinciannya sebagai berikut:

  • Negara pendapatan rendah memiliki pendapatan per kapita US$ 1.135 ke bawah. Ambang batas ini naik dari sebelumnya US$ 1.085.
  • Negara pendapatan menengah bawah memiliki pendapatan per kapita US$ 1.146 – US$ 4.465. Ambang batas ini naik dari sebelumnya US$ 1.086 – US$ 4.255.
  • Negara pendapatan menengah atas memiliki pendapatan per kapita US$ 4.466 – US$ 13.845. Ambang batas ini naik dari sebelumnya US$ 4.256 – US$ 13.205.
  • Negara pendapatan tinggi memiliki pendapatan per kapita di atas US$ 13.845. Ambang batas ini naik dari sebelumnya US$ 13.205.
Reporter: Lenny Septiani